Hadapi Revolusi Industri 4.0, Universitas Pertamina Siapkan Sarjana Plus dengan Sepuluh Keterampilan

Jakarta, MinergyNews– Saat ini, dunia sedang menghadapi era revolusi industri ke-4 yang menjadi tantangan bagi semua kalangan dari berbagai bidang. Era ini ditandai dengan otomasi dan megatrend perkembangan artificial intelligence, big data, Internet of Things (IoT), dan teknologi komputasi di berbagai bidang.

Di era revolusi industri ke-4, berdasarkan laporan yang dipublikasikan oleh World Economic Forum “The Future Jobs” menyebutkan bahwa individu dituntut untuk lebih responsif terhadap perubahan dengan memiliki 10 keterampilan, diantaranya: pemecahan masalah yang rumit (complex problem solving); berpikir kritis (critical thinking); kreativitas; manajemen manusia; koordinasi dengan orang lain; kecerdasan emosional; pengambilan keputusan; orientasi layanan; negosiasi; dan cognitive flexibility.

Berdasarkan laporan McKinsey Global Institute yang diterbitkan pada Desember 2017 memperkirakan bahwa pada tahun 2030 mendatang, akan ada 400-800 juta orang di dunia yang kehilangan pekerjaan digantikan oleh otomatisasi. Jika individu-individu usia produktif tidak dibekali dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memadai, maka tingkat pengangguran diperkirakan akan sangat tinggi.

Perguruan tinggi berada pada posisi yang dinamis di tengah-tengah masyarakat, serta memegang peran sentral ditengah arus perubahan yang begitu pesat sehingga perguruan tinggi diharapkan dapat bekerja sama dengan pemerintah dan industri untuk mampu bersama-sama mempersiapkan pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner), yaitu individu-individu yang memiliki motivasi kuat untuk terus belajar.

Rektor Universitas Pertamina, Prof. Akhmaloka, Ph.D menyatakan, guna menjawab tantangan tersebut, sebagai perguruan tinggi yang memiliki visi menjadi universitas kelas dunia (world class university), Universitas Pertamina berkomitmen untuk mengisi dunia industri dengan sarjana-sarjana yang kompeten di bidangnya masing-masing.

“Lulusan Universitas Pertamina diharapkan dapat menjadi sarjana plus yang tidak hanya menguasai keilmuan, namun juga memiliki karakter profesional,” ujarnya dalam sambutannya saat acara sidang terbuka penerimaan mahasiswa baru Universitas Pertamina di Jakarta, Selasa (13/8).

Selain itu, menurut Akhmaloka guna menunjang hal tersebut, kurikulum Universitas Pertamina didesain dengan memasukkan 10 keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0. Materi pembelajaran disampaikan oleh dosen, dan para praktisi sebagai pelaku industri.

“Untuk meningkatkan keterampilan dan wawasan mahasiswa, Universitas Pertamina juga rutin mengadakan agenda seminar UPbringing dan kegiatan-kegiatan lain yang mendatangkan sejumlah tokoh sukses dan inspiratif,” katanya.

Sementara itu, Akhmaloka menambahkan, Universitas Pertamina juga rutin melakukan kunjungan industri, pertukaran pelajar ke luar negeri, maupun internship di sejumlah sektor industri baik di dalam maupun luar negeri. Pada tahun 2019 ini, 870 mahasiswa sedang melakukan kerja praktik. Dari jumlah tersebut, 586 diantaranya melakukan kerja praktik di PT Pertamina (Persero) dan anak perusahaannya.

Dalam kegiatan Sidang Terbuka Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Pertamina Tahun Akademik 2019/2020 yang dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2019, di Kampus Universitas Pertamina, Jakarta, tampil Achmad Zaky Syaifudin, Founder dan CEO Bukalapak sebagai keynote speaker.

Akhmaloka mengungkapkan, belajar sepanjang hayat adalah elemen esensial untuk sukses di era revolusi industri ke-4.

“Perguruan tinggi harus mempersiapkan individu-individu menjadi sarjana plus yang memiliki pikiran cerdas, fleksibel, dan kooperatif, yang mampu bekerja secara profesional di korporasi maupun membuka lapangan kerja dengan menginisiasi startup company,” tandasnya.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *