Jakarta, MinergyNews– Hingga saat ini, Mantan Ketua Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas, Faisal Basri masih terus mengkritik rencana Menteri BUMN Rini Soemarno yang ingin Pertamina mencaplok saham Perusahaan Gas Negara (PGN).
Pasalnya, menurut Faisal, langkah ini adalah sesat, karena Pertamina masih banyak pekerjaan rumah alias PR untuk memperbaiki Good Corporate Governance (GCG).
“Holding BUMN itu sesat. Apalagi yang sektor migas di mana Pertamina mencaplok PGN,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta.
Faisal menegaskan, Pertamina secara internal masih banyak carut marutnya. Dia mengungkapkan, masih banyak mafia di tubuh Pertamina.
Dari pada bicara holding, Faisal mengatakan, akan lebih masuk akal jika meneruskan rencana PGN yang mengambil alih Pertagas yang notabene anak usaha Pertamina.
Dirinya menjelaskan, akuisisi Pertagas oleh PGN, berawal dari keprihatinan Presiden Joko Widodo atas harga gas di dalam negeri yang relatif mahal, terutama gas untuk industri.
Lantas Presiden memerintahkan agar Pertagas (anak usaha Pertamina) diambil alih oleh PGN. Bahkan sampai awal November 2015, skema PGN mengambil alih Pertagas masih hidup dan tercantum dalam Roadmap Sektor Energi Kementerian BUMN.
Namun, tiba-tiba Kementerian BUMN memunculkan skema induk BUMN energi yang tak lama kemudian berubah nama menjadi industri BUMN Migas (Holding Migas). “Malah makin tak jelas jika holding terbentuk,” pungkasnya. (us)