Jakarta, MinergyNews– Pemerintah menegaskan kembali keseriusannya untuk meningkatkan produksi migas nasional. Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dan Migas Non Konvensional (MNK) diharapkan dapat segera dilaksanakan karena karena prosesnya membutuhkan waktu yang cukup panjang.
“Kita targetkan EOR harus bisa dilaksanakan dan PT Pertamina Hulu juga serius menangani hal ini. MNK juga harus dilaksanakan dan sekarang ini sudah harus dimulai karena dua hal ini, baik EOR maupun MNK, butuh waktu yang cukup panjang,” ungkap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji, Senin (21/2).
Pada saat ini, lanjut dia, proses pelaksanaan EOR dan MNK ini telah dilakukan sedikit demi sedikit. Antara lain dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan migas nasional maupun KKKS lainnya. “Target kita cukup signifikan, (pemanfaatan) dua teknologi tersebut untuk mencapai produksi migas tahun 2030. Kita sangat serius,” tegasnya.
Selain mendorong EOR dan MNK, Pemerintah akan mengaktifkan kembali sumur-sumur migas di lapangan yang idle. Juga, menawarkan bagi hasil yang lebih menarik dalam Penawaran Wilayah Kerja (WK) Migas Tahun 2021, bagi WK yang low risk dan high risk.
Sejalan dengan perubahan iklim, Pemerintah juga mendukung pemanfaatan teknologi Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS). Regulasinya tengah disusun dengan melibatkan berbagai pihak dan diharapkan rampung tahun ini. “Kita meningkatkan produksi migas, tetapi juga memperhatikan climate change. Untuk hulu bisa menggunakan CCS/CCUS,” ujarnya.
Dirjen Migas juga menegaskan bahwa untuk mendukung investasi hulu migas, Pemerintah menjalin komunikasi yang baik dengan KKKS, IPA dan pihak terkait lainnya. “Kalau ada sesuatu yang terjadi di lapangan, kita selalu mudah berkomunikasi dan kita coba selesaikan bersama, apapun itu. Dari yang mendetil hingga yang agak makro,” pungkas Tutuka.