Jakarta, MinergyNews– Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong di Papua Barat punya berbagai pertimbangan aspek, dari pertimbangan geopolitik, geostrategis sampai geoekonomi.
Namun menurut Ketua Komunitas Migas Indonesia (KMI) S. Herry Putranto, jika dilihat dari sisi infrastruktur migas, pembangunan KEK Sorong seharusnya juga dapat berimbas pada terbangunnya fasilitas penyimpanan migas yang besar di sana.
“Ada juga kepentingan untuk membangun storage besar untuk BBM dan gas,” kata Herry dalam acara Business Forum Oil & Gas 2016 di Jakarta.
Menurut dirinya, dengan fasilitas yang sudah lengkap di KEK Sorong maka sangat pantas jika di sana dibangun juga storage BBM dengan kapasitas besar sekitar 1-1,5 juta kilo liter (KL). Hal ini menurutnya akan membantu ketahanan energi di kawasan timur Indonesia.
“Kenapa harus besar? Karena BBM ini akan didatangkan dengan super tanker dengan kapasitas 300 ribu KL,” ucapnya.
Dengan dibangunnya storage di daerah Sorong, tambahnya, maka akan memutus jalur suplai BBM yang panjang dan berimbas pada tingginya harga BBM di kawasan timur Indonesia.
“Intinya kita ingin memindahkan storage dari Singapura ke Indonesia. Biasanya ke Jakarta dulu terus baru ke Indonesia timur sehingga harganya menjadi mahal pas sampai di sana. Dengan demikian kebijakan BBM satu harga yang dinginkan Pak Jokowi bisa ter-cover di sini. Jadi BBM satu harga itu bukannya tidak mungkin di Papua dan Indonesia timur,” pungkasnya.