Jakarta, MinergyNews– Pemerintah memastikan kenaikan harga minyak dunia yang terjadi sebagai dampak terbakarnya dua fasilitas kilang minyak milik Arab Saudi yaitu Abqaiq dan Khurais, akibat serangan drone, Sabtu (14/9) lalu, belum mempengaruhi pembentukan harga BBM Indonesia.
Penegasan itu disampaikan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto disela-sela acara donor darah di Kementerian ESDM, Selasa (17/9) pagi.
Menurut Djoko, kenaikan harga minyak dunia saat ini masih dalam batas aman karena di bawah rata-rata ICP. “Kemarin Brent US$ 67,10 per barel dan hari ini US$ 67,83 per barel. Iya naik, tidak sampai satu dolar,” kata Djoko.
Lebih lanjut dia menjelaskan, ICP di bawah harga minyak Brent. Terdapat perbedaan sekitar US$ 5 per barel. “ÏCP di bawah (harga) Brent. Ini masih oke kok. Kalau ICP, (harganya) Brent dikurangi US$ 5, jadi (ICP) US$ 62 per barel,” tambahnya.
Rata-rata ICP ini masih di bawah APBN tahun 2019 yang ditetapkan sebesar US$ 70 per barel, di mana hingga Juli 2019, realisasinya mencapai US$ 62,88 per barel. Juga di bawah RAPBN 2020 yang ditetapkan US$ 63 per barel.
Sementara itu terkait perlindungan keamanan kilang-kilang minyak di Indonesia agar tidak mengalami hal yang sama, Pemerintah akan meminta agar dilakukan pemasangan alat anti drone. “Kita himbau nanti (kilang) yang produksi minyak untuk pasang anti drone. Begitu drone masuk, dia (drone) mati,” tutupnya.