Jakarta, MinergyNews– Anggota Pemangku Kepentingan (APK) Dewan Energi Nasional (DEN), Satya Widya Yudha menyampaikan bahwa masalah harga keekonomian EBT masih terkendala, dikatenakan belum memasukan externality cost (biaya kerusakan lingkungan) di Energi Fosil, sehingga EBT masih jauh tertinggal, walupun PLTS sekarang jauh lebih kompetitif.
Untuk itu Satya mengusulkan Carbon Pricing untuk dibahas regulasinya yang nantinya akan membuat harga EBT lebih kompetitif. Dengan Carbon Pricing maka energi fosil bisa berbenah menekan emisi karbonnya melalui upgrading batubara, menjadi Batubara ke Gas juga DME (Dimethyl Eter) atau bisa juga Batubara Cair, juga dengan Zero Flaring pada operasi migas.
Terkait pengembangan PLTN, tambahnya, Indonesia melalui DEN bisa menjadi pioneer dalam kebijakan Energi regional ditingkat ASEAN agar kita tidak tertinggal dari tetangga sebelah yang kemungkinan akan mengembangkan PLTN dan menimbulkan potensi adanya kelebihan kapasitas listrik yang akan dijual salah satunya ke Indonesia.
“Untuk itu perlu adanya strategi energi regional yang lebih baik ke depan. Renstra dan Renja DEN sudah disepakati Anggota DEN dari Pemerintah dan APK diharapkan dapat memberi warna DEN ke depannya,” ungkap Satya.