Jakarta, MinergyNews– Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki peran penting dalam menjaga asa target produksi minyak 1 juta barel pada tahun 2030. Salah satu cara untuk mengejar target tersebut adalah dengan menggunakan teknologi yang tepat.
Perkembangan teknologi dewasaan ini semakin pesat sehingga berdampak positif terhadap metode pencitraan bawah tanah dengan ditemukannya metode seismik 3D. Pencitraan yang di lakukan pada bawah permukaan dengan teknologi seismik 3 dimensi akan menghasilkan gambar lebih baik dan sangat informatif yang akan mempermudah menginterpretasikan hasil seismik.
Mustafid Gunawan, Kepala LEMIGAS, mengungkapkan teknologi seismik 3D telah diterapkan dan digunakan oleh ahli-ahli geologi Indonesia untuk mengeksplorasi ada atau tidaknya cadangan minyak di bawah tanah. Teknologi tersebut sudah diimplementasikan oleh LEMIGAS sebagai upaya pencarian cadangan migas.
“Sebagai unit pengujian Minyak dan Gas Bumi di bawah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, turut andil memberikan pelayanan jasa terbaik untuk sektor hulu migas dimana dapat melakukan pemrosesan data seismik 2D dan 3D,” kata Mustafid di Jakarta, Sabtu (23/3).
Saat ini LEMIGAS sedang melakukan pekerjaan pemrosesan data seismik 3D blok Rokan dengan luas total 1216 km2 yang terdiri dari data seismik 3D PSTM (domain time) dan PSDM (domain kedalaman) area Pager-Sidingin dengan luas 876 km2. Kemudian data seismik 3D PSTM dan PSDM area Ubi-Sikladi dengan luas 127 km2. Data seismik 3D PSTM dan PSDM area Bangko dengan luas 213 km2
Masing-masing data seismik tersebut akan digabung (merge) untuk mendapatkan gambaran bawah permukaan yang lebih terintegrasi.
“Mengingat data yang diproses tersebut cukup besar dan harus diproses dengan waktu yang seefisien mungkin. Maka, LEMIGAS memiliki infrastruktur (perangkat keras) parallel computing hingga 1024 thread”, tegas Mustafid.
Selain untuk pekerjaan pemrosesan data seismik, perangkat keras tersebut juga digunakan untuk pekerjaan Seismic Quantitative Interpretation yang berbasis Machine Learning, Deep Learning, dan Geostatistical.
Metode seismik telah membantu dalam menentukan titik pemboran dan eksplorisasi migas. Walaupun jebakan structural makin sulit ditemukan, metode seismik akan lebih berperan dalam bentuk pemetaan stratigrafis, fracture reservoir, dan bentuk-bentuk lainnya di Indonesia.
Sebagai informasi, pekerjaan pemrosesan data seismik yang telah dilakukan antara lain:
- Data seismik 2D PSTM area Bose-West Timor
- Data seismik 2D PSTM area Peri Mahakam
- Data seismik 2D PSTM area Sangkar, Jawa Timur
- Data seismik 2D PSTM area Bone, Sulawesi Selatan
- Data seismik gabungan (merge) 2D dan 3D PSTM area Tarakan, Kalimantan Utara.