Jakarta, MinergyNews– Akhirnya pada tanggal 23 Januari 2017 yang lalu, Badan Pengawas Teknologi Nuklir (Bapeten) menerbitkan izin tapak pembangunan Reaktor Daya Eksperimental (RDE) yang akan dibangun oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) di kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan.
Sebelumnya, sejak awal tahun 2014, Batan telah me-launching rencana pembangunan RDE tersebut. Berbeda dengan ketiga reaktor sebelumnya yang sudah ada yang fungsinya untuk riset dan memproduksi radioisotop, RDE adalah reaktor nuklir yang digunakan untuk eksperimen dalam penguasaan teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, RDE memiliki arti penting bagi Indonesia sebagai tahapan awal dari penguasaan teknologi pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga nuklir. RDE yang akan dibangun akan memiliki kapasitas daya 10 megawatt thermal atau sekitar 3,3 megawatt bila sudah dikonversi menjadi listrik.
“Alhamdulillah beberapa waktu yang lalu Badan Pengawas Tenaga Nuklir sudah memberikan izin tapak. Berarti kita bisa melangkah lebih lanjut terkait beberapa perizinan yang lain,” ujarnya kepada wartawan.
Djarot mengungkapkan, untuk tahap selanjutnya dari pembangunan reaktor yang masih termasuk dalam kategori PLTN mini karena penggunaannya masih sebatas eksperimen ini, penyusunan dokumen Basic Design akan dilakukan. Dokumen Basic Design tersebut akan dijadikan dasar untuk penyusunan dokumen persyaratan pengajuan izin untuk melakukan pekerjaan kontruksi.
Hingga saat ini, menurut Djarot, sudah ada dua negara yang tertarik untuk membantu pembangunan, menawarkan teknologi nuklir, serta kemungkinan pendanaan dari proyek RDE ini, yaitu Rusia dan Tiongkok.
“Anggarannya diperkirakan Rp 2,2 triliun,” ujarnya.
Selain itu, tambahnya, ketertarikan kedua negara tersebut membantu RDE yang non komersial di Indonesia karena bisa jadi batu pijakan bagi mereka untuk terus membantu dalam pembangunan proyek-proyek nuklir di Indonesia.
“Mereka berasumsi bahwa setelah itu mereka bisa mendapatkan proyek berikutnya jika kelak kita membangun yang lebih besar lagi, mereka bisa masuk lagi di dalamnya,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, setelah Batan mendapat izin tapak pembangunan RDE dari Bapeten, maka Batan akan mendapat waktu 4 tahun untuk mempersiapkan izin konstruksi. Selanjutnya masa konstruksi diperkirakan akan berlangsung selama 4 tahun. Diperkirakan RDE Batan di Serpong ini sudah akan mulai beroperasi sekitar tahun 2022-2023. (us)