Jakarta, MinergyNews– Dalam rangka meningkatkan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, akan membuat kewajaran harga demi menciptakan efisiensi.
“Tugas Pemerintah itu adalah membuat kewajaran harga baik untuk konsumen (masyarakat) maupun untuk produsen (perusahaan),” ungkap Jonan saat membuka acara diksusi Indonesia Energy Roadmap 2017-2025.
Menurut Jonan, tujuan dari adanya kewajaran harga adalah demi menciptakan daya saing dengan energi fosil, terutama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Selain itu, tambahnya, baik masyarakat maupun perusahaan mendapatkan harga yang terjangkau sehingga tidak membebani negara melalui pemberiaan insentif.
“Menurut saya tidak (perlu insentif), yang perlu itu semangat supaya semakin lama semakin efisien,” tambah Jonan. Meskipun begitu, Pemerintah tidak akan menekan perusahaan hingga merugi secara finansial.
Sebagaimana dalam kunjungan kerja Jonan ke Abu Dhabi, Jonan belajar dari Persatuan Emirat Arab (PEA) yang mampu menjual listrik dari tenaga surya lebih murah sehingga mendorong investor untuk tertarik menjalankan bisnis di dalamnya. “Meski standarnya gak sama, tapi kalau direfleksikan semua, mungkin harganya lebih kompetitif,” cetusnya.
Saat ini, Pemerintah berinisiatif mengurangi emisi atau pengaruh gas rumah kaca sebagaimana tercantum dalam komitmen pemerintrah di COP 21, Paris pada tahun 2015 bahwa penggunaan bauran energi diusahakan sampai 23% dari EBT di tahun 2025. “Ini menjadi suatu cita-cita yang harus diusahakan bersama,” tutur Jonan.
Selanjutnya, Jonan terus mengupayakan semua warga Indonesia mampu menikmati akses listrik dalam waktu dekat. “Diharapkan secepat mungkin semua warga Indonesia bisa menikmati akses listrik,” kata Jonan.
Hal ini ditopang melalui Pengembangan EBT melalui penyesuaian potensi energi yang ada di suatu daerah. “Ini penting sekali karena negara kita itu negara kepalauan, kita punya energi dasar. Energi dasar ini yang efisien digunakan di semua lokasi,” pungkasnya. (us)
