Binaan MOR VII Sukses Berdayakan Masyarakat melalui Kerajinan Serat Lontar

Jakarta, MinergyNews–  Pria kelahiran Sulawesi Selatan ini sangat berbahagia atas program pelatihan kerajinan serat lontar yang Ia inisiasi bersama masyarakat sekitar desa Bontokasih, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Melalui kerajinan serat lontar, programnya telah mampu menaikan derajat ekonomi ratusan masyarakat yang dulunya menganggur dan susah secara finasial.

Termasuk di antaranya tiga perajin yang saat ini berhasil meraih gelar sarjananya setelah sebelumnya tidak memilki dana untuk kuliah. Hal inilah yang membuat Andi Rahman Sulaiman (54), mendapatkan penghargaan Pertamina Award tahun 2016 dalam kategori Local Heroes bidang Pemberdayaan Masyarakat.

Binaan MOR VII yang berlokasi di Sulawesi Selatan ini, berhasil membina lebih dari 160 anggota yang ter­gabung dalam kelompok hubungan kemitraan untuk mengembangkan peninggalan budaya berupa kerajinan serat lontar.

Berawal dari pengem­bangan ekonomi pedesaan yang dibentuk pada tahun 2007 tersebut, ia kini telah menghimpun para perajin dalam satu wadah yang bertujuan pada peningkatan kualitas dan kuantitas produk, pendapatan, serta kemajuan masyarakat sekitar.

Dulunya, Andi dan beberapa anggota timnya hanya mengembangkan songkok guru atau yang lebih dikenal dengan songkok to bone yang biasanya dike­nakan khusus saat acara adat Bugis Makassar. Namun kini, produknya telah berkembang ke lini lain seperti tas, kipas, topi, tutup saji, dan aneka cinderamata dan kerajinan tangan lainnya.

Tak hanya itu, lokasi pengembangan yang dulu hanya terbatas di desa Bontokasih saja, kini telah berekspansi dan berproduksi di empat desa lain di Kabu­paten Takalar, Kabupaten Gowa dan Jeneponto, Su­lawesi Selatan.

“Yang kami kembangkan dan ajarkan kepada masyarakat adalah kerajinan serat lontar yang merupakan budaya dari zaman kerajaan sebagai peninggalan kebudayaan berupa peci atau songkok yang dulunya hampir punah,” ucap Andi, saat ditemui di Pertamina Awarding Night 2016.

Kelompok Anyaman perajin serat lontar yang Andi ciptakan tersebut kini telah memiliki anggota sekitar 164 perajin aktif yang tersebar di Kabupaten Takalar sebanyak 124 perajin, 20 orang di kabupaten Gowa dan juga sekitar 20 orang di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Andi mengaku telah dua kali mendapatkan bantuan modal dari PKBL Pertamina dalam bentuk modal usaha sebesar Rp 20 Juta dan Rp 50 Juta, serta bantuan berupa dana-dana pelatihan lainnya. Ia berharap PKBL Pertamina bisa lebih memotivasi mitra binaannya seperti pemberiaan Pertamina Awards yang Ia terima.

“Saya berterima kasih kepada Pertamina yang telah mendorong kami menjadi lebih baik,” ucap Andi.    (us)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *