Jakarta, MinergyNews– Terkait dengan pemintaan Inpex Corp tentang insentif atas pengembangan lapangan abadi yang berada di Blok Masela, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menglaim bahwa hal itu sudah beres.
Hal itu seperti yang dikemukakan oleh Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar kepada wartawan belum lama ini di Jakarta.
Arcandra menjelaskan, lima hingga enam klausul yang diminta Inpex sudah disepakati dengan pemerintah.
Oleh karena itu, Arcandra menuturkan, dalam waktu dekat ini Inpex akan melakukan langkah selanjutnya yaitu preliminary front end engineering design (Pre-FEED) atas proyek Blok Masela.
Menurut dirinya, Pre FEED adalah fase pendefinisian proyek. Jika kelar, dokumen FEED menjadi patokan dalam pengerjaan proyek oleh operator. “Klausal dalam negosiasi dari pemerintah clear. Kami menunggu Pre-FEED,” ujarnya.
Sebagai informasi, jika merujuk permintaan Inpex Corporation sebagai operator di Blok Masela ini mengajukan lima klausul untuk pengerjaan proyek blok Masela atas perubahan pembangunan Masela dari laut ke darat.
Pertama, penambahan kapasitas kilang liquified natural gas atau LNG dari 7,5 million tons per annum (mtpa) menjadi 9,5 mtpa. Kedua, penambahan kontrak selama 10 tahun. Ketiga, rasio penerimaan dan pengembalian dana invesi atau internal rate of return (IRR) sebesar 15%, keempat, adanya cost recovery selama masa eksplorasi, dan terakhir kemudahan perizinan dari pemerintah.
Arcandra mengungkapkan, pemerintah telah memberikan perpanjangan kontrak 7 tahun atau lebih rendah dari permintaan Inpex. Pasalnya, banyak komponen yang bisa dipakai adanya perubahan skema dari offshore ke onshore.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga tidak keberatan memasukan biaya yang dikeluarkan Inpex-Shell selama masa ekplorasi, namun harus ada audit. Adapun soal penambahan kapasitas kilang LNG, pemerintah akan memutuskan pasca Pre-FEED jadi. Hanya opsinya: produksi LNG 7,5 mtpa plus gas pipa 474 mmscfd dan kedua LNG sebesar 9,5 mtpa plus gas pipa 150 mmscfd. (us)