Yogyakarta, MinergyNews– Dengan semakin majunya teknologi kendaraan listrik, pemanfaatannya dapat diaplikasikan pada kendaraan konvensional yang telah ada. Hal ini diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat melaunching Becak Listrik hasil kerja sama Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT PLN (Persero).
“Yang penting itu adalah yang mengoperasikan becaknya. Zaman segini masa’ masih ada yang ngayuh becak, itu tidak manusiawi,” jelas Jonan di Kampus UGM, Yogyakarta, Jumat (18/1).
Kendaraan listrik lanjut Jonan, akan mengurangi polusi dan tentunya lebih ramah lingkungan.
“Ini supaya polusi itu bisa ditekan, memang listrik yang dihasilkan sebagian dari pembangkit batubara, tapi tidak akan melebihi combustion engine, mesin kendaraan,” kata Jonan.
Pembuatan becak listrik ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut dan diproduksi lebih banyak. Dari sisi ekonomi, becak listrik juga dapat menjadi menjadi daya tarik pariwisata.
“Saya menganjurkan setelah pembuatan becak listrik dilanjutkan dengan bekerjasama dengan industri kita supaya bisa diproduksi lebih banyak lagi. Saya yakin bapak Gubernur DIY atau Bapak-Bapak Gubenur yang lain itu akan membuat regulasi supaya becak listrik ini berjalan, karena bisa dimanfaatkan untuk pariwisata dan tidak akan menghapus lapangan kerja yang telah ada. Jadi becak listrik ini selain lebih manusia dan juga soal lingkungan,” jelas Jonan.
Jonan juga mengungkapkan bahwa perkembangan terbaru regulasi terkait kendaraan listrik yang saat ini masuk pada tahap finalisasi.
“Update terakhir terkait penyusunan peraturan kendaraan listrik, sebentar lagi akan difinalkan dengan adanya insentif kalau kita membangun industri mobil listrik di Indonesia, dengan harapan bahwa harga mobil listriknya akan bisa terjangaku atau paling tidak bisa bersaing dengan kendaraan konvensional. Selain itu juga mengatur insentif industri, bea masuk, pajak-pajak juga mengatur mengenai kapasitasnya berapa dan targetnya apa dan sebagainya,” ungkap Jonan.