Jakarta, MinergyNews– Perbandingan antara cadangan minyak dan gas bumi (migas) yang ditemukan dengan yang diproduksikan (Reserve Replecement Ratio/RRR) di Indonesia selama tahun 2018 mencapai 105% dari yang ditargetkan 100% di awal tahun. Adanya penambahan cadangan tersebut ditandai antara lain dengan persetujuaan proposal pengembangan (Plan of Development/POD) I di beberapa lapangan.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, rasio cadangan pengganti migas Indonesia dalam setahun terakhir dari 5 persetujuan POD I mencapai 542 million barrel oil (mmbo) untuk minyak dan 555 billion standard cubic feet (bscf) untuk gas.
Sementara itu, total cadangan minyak dan kondensat di Indonesia adalah 7,51 miliar barel dan 135,55 trillion standard cubic feet (tscf) untuk gas bumi.
Menurut Direktur Jenderal Migas Djoko Siswanto, peningkatan tersebut ditopang dari persetujuan POD I di 5 (lima) lapangan. “4 (empat) persetujuan POD I berasal dari PSC Cost Recovery dan I (satu) persetujuan POD I dari PSC Gross Split,” kata Djoko di hadapan para wartawan saat konferensi pers 4 tahun kinerja subsektor migas di Kantor Kementerian ESDM di Jakarta.
Dari jumlah PoD yang disetujui berasal dari Wilayah Kerja (WK) Batanghari, Lapangan North West Kenanga yang dioperatori PT.Gregory Gas Perkasa, WK Wain, Lapangan Karamba, Operator PT. Pandawa prima Lestari, WK Kasuri, Lap. Asap, Kido dan Merah, Opt. Genting Oil Kaasuri Pte, WK South West Bukit Barisan, Lap. Sinarmar, Opt. PT Riski Bukit Barisan Energi dan WK East Sepinggan, Lap. Marakes, Eni East Sepinggan Ltd.
“Total perkiraan government take yang diterima dari adanya lima persetujuan POD tadi sekitar USD 3,9 miliar,” ungkap Djoko.
Selama setahun terakhir, Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk peningkatan kegiatan eksplorasi melalui percepatan persetujuan POD I sesuai arahan Menteri ESDM Ignasius Jonan. Hasilnya, produksi migas hingga akhir Desember 2018 bisa mencapai angka 772,25 ribu barrel oil per day (bopd) untuk minyak dan 7760 mmscfd untuk gas.
Ini berarti, dari 1 barel minyak yang diproduksikan, tingkat pengembalian penggantinya sekitar 1 barel.