Jakarta, MinergyNews– Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina (FSPPB), Noviandri menyatakan, membantah isu telah menolak 2 blok terminasi yang selama ini dikelola asing yaitu Blok East Kalimantan dan Blok Attaka.
Noviandri menegaskan bahwa, Pertamina menyatakan masih berminat untuk mengelola kedua blok tersebut bersama dengan enam blok lainnya.
“Tudingan bahwa Pertamina menolak kedua blok tersebut dianggap premature,” ujarnya kepada wartawan di kantornya.
Menurut dirinya, padahal Pertamina hanya ingin pemerintah melalui Kementerian ESDM memberikan waktu tambahan bagi Pertamina untuk mengkaji dan mengevaluasi lagi kedua blok tersebut.
Menurut dirinya, Pertamina perlu mengkaji dan mengevaluasi untuk memastikan kedua blok tersebut tetap optimal di tengah produksinya yang saat ini turun.
Pasalnya, dirinya menambahkan, tanpa kajian yang mendalam dkhawatirkan target produksi yang ditetapkan tidak tercapai.
“Seharusnya Kementerian ESDM memberikan kelonggaran waktu kepada Pertamina sampai ada keputusan pasti. Setelah ada hasil evaluasi lalu Pertamina menyatakan mundur, silakan pemerintah melelang kedua blok tersebut,” katanya.
Noviandri menuturkan, peran kedua blok terminasi itu sangat strategis, terlebih Blok East Kalimantan. Sebab suplai penyulingan di Balikpapan berasal dari blok tersebut.
“Sehingga Pertamina melalui FSPPB berharap agar pemerintah tidak menyimpulkan terlalu cepat atas dasar Pertamina meminta perpanjangan waktu untuk evaluasi,” tandasnya.