Jakarta, MinergyNews– Pada tahun 2017, Pemerintah melanjutkan program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2016.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ego Syahrial mengatakan, hingga akhir 2017, sebanyak 57 titik BBM Satu Harga dari Pulau Sumatera hingga Papua telah diresmikan.
Ego menegaskan, dengan program ini, masyarakat yang sebelumnya harus membayar Rp 7.000 hingga Rp 100.000 untuk membeli satu liter Solar dan Bensin RON 88, kini dapat membeli dengan harga yang ditetapkan Pemerintah, yakni Rp 5.150 untuk Solar dan Rp 6.450 untuk Bensin RON 88. Hingga Tahun 2019, Program BBM Satu Harga memiliki target untuk membangun lembaga penyalur BBM di 150 lokasi oleh PT Pertamina (Persero) dan 7 lokasi oleh PT AKR Corporindo pada 148 Kabupaten.
“Menteri ESDM memberikan apresiasi kepada BPH Migas karena salah satu capaian yang paling terpenting di lingkungan Kementerian ESDM adalah tercapainya tepat waktu dan tepat dari sisi jumlah titik dalam merealisasikan BBM Satu Harga. Ditargetkan 54 titik, 50 titik Pertamina dan 4 titik oleh AKR, betul-betul terbangun dan diresmikan sisanya diresmikan oleh Bapak Presiden Desember lalu di Pontianak,” ujar Ego.
Selain itu, sebanyak 17.081 unit Konverter Kit LPG untuk nelayan telah dibagikan di 28 Kabupaten/Kota. Capaian tersebut menambah jumlah konverter kit yang diberikan kepada nelayan sebanyak 5.473 unit di tahun 2016. Sementara untuk tahun 2018, sebanyak 40.000 unit konverter kit akan dibagikan kepada nelayan di 44 Kabupaten/Kota. Dengan menggunakan konverter kit ini, nelayan akan dapat mengurangi biaya operasional sebesar Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per hari, memberikan energi bersih dan aman, serta mengurangi konsumsi BBM.
Untuk program jaringan gas bumi (jargas) kota, pada tahun 2017 mendapat tambahan sebesar 63.551 Sambungan Rumah (SR), sehingga capaian di tahun 2017 mencapai 383.065 SR atau melebihi dari yang ditargetkan semula, yaitu sebanyak 376.914 SR. Untuk tahun 2018 ditargetkan pemasangan jargas ini mencapai 463.495 SR. Program jargas ini selain dibiayain APBN, Pemerintah juga mendorong agar Badan Usaha Niaga Umum Gas Bumi dapat turut serta mengembangkan jaringan gas kota.
Kapasitas kilang di tahun 2017 sama dengan dua tahun sebelumnya, yakni 1.169.000 barel per hari, target yang sama pun ditentukan untuk tahun 2018. Untuk 10 tahun ke depan, Pemerintah berencana untuk merevitalisasi kilang eksisting dan mengutamakan produk BBM untuk kebutuhan dalam negeri. Adapun proyek-proyek kilang yang sedang berjalan antara lain: Grass Root Refinery Bontang (kapasitas 300 mbdc) dan Tuban (300 mbdc), serta Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan (360 mbdc), Cilacap (400 mbdc), Dumai (300 mbdc), dan Balongan (240 mbdc). RDMP Balikpapan saat ini telah mulai konstruksi.
Alokasi gas domestik untuk di tahun 2017 adalah sebesar 60,6% yang pemanfaatannya diutamakan untuk listrik dan industri. Tahun 2018, diproyeksikan sebesar 61%.
Sementara untuk pipa gas, hingga akhir 2017 telah dibangun sepanjang 10.671 kilometer (km) dan akan ditambah menjadi 11.226 km pada tahun 2018. Penambahan di tahun 2017 dilakukan sepanjang 484 km dari ruas Belawan-KIM-KEK, Ruas Payo Selincah, dan Ruas WJB Batam.