Akhirnya Investor Minati 5 WK Migas

Jakarta, MinergyNews–  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan, penawaran wilayah kerja (WK) konvensional dan non konvensional yang ditawarkan tahun 2017, berakhir hari ini, Jumat (29/12). Dari dokumen penawaran yang dimasukkan, sebanyak 5 WK migas diminati investor. Ini merupakan angin segar dibandingkan tahun 2015 dan 2016 di mana tidak ada investor yang berminat mengembangkan hulu migas di Indonesia.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jumat (29/12), mengungkapkan, dari 15 WK migas yang ditawarkan, terdapat 20 bid dokumen yang diakses oleh 13 perusahaan. Dari 7 WK migas konvensional yang ditawarkan ini, sebanyak 5 WK diajukan penawarannya oleh beberapa perusahaan migas yang mayoritas berskala internasional.

“Peserta untuk WK penawaran langsung ada 5 WK dari 7 WK. Itu diakses dan diajukan penawaran oleh beberapa perusahaan. Kalau melihat statistiknya, 70% dari WK untuk penawaran langsung diambil oleh investor,” kata Arcandra.

Peningkatan minat investor terhadap WK yang ditawarkan ini, menurut Arcandra, lantaran menggunakan skema bagi hasil gross split. “Jadi kalau dikatakan bahwa blok-blok migas dengan skema gross split kurang diminati investor, buktinya hari ini, alhamdulillah 5 blok dari 7 blok yang ditawarkan akan diambil oleh investor. Investor atau kontraktor yang mengambil adalah kontraktor sebagian besar internasional kontraktor,” tuturnya.

Lebih lanjut Arcandra memaparkan, WK migas yang diminati investor yaitu WK Andaman I diminati oleh Mubadala Petroleum (SE Asia) Ltd. Selanjutnya, WK Andaman II diminati oleh 3 perusahaan yaitu Repsol Exploracion SA, EMP Tbk, dan konsorsium Premier Oil Far East Ltd, Mubadala Petroleum (SE Asia) dan Kris Energy.

Selain itu, WK Merak-Lampung diminati oleh PT Transri Madjid Energy. WK Pekawai dibidik oleh PT Saka Energy Indonesia dan WK West Yamdena juga diajukan penawaran oleh PT Saka Energy Indonesia.

Namun untuk WK penawaran langsung lainnya yakni South Tuna dan Kasuri III, tidak ada peminat.

Selanjutnya, untuk blok-blok yang belum laku ketika ditawarkan tahun 2015 sampai 2016, Arcandra mengatakan, akan dilakukan lelang secepatnya pada bulan Januari tahun 2018 dengan skema bagi hasil gross split. Diharapkan dengan skema gross split banyak kontraktor yang berminat dan berpartisipasi untuk mengelola blok tersebut.

“Untuk blok-blok yang belum laku di tahun 2015 sampai 2016 akan kita lelang secepatnya pada bulan Januari. Yang membedakan nanti adalah tahun 2015 sampai 2016 menggunakan sistem cost recovery dan tidak laku. Tidak ada satupun yang laku, maka tahun 2018 akan kita tawarkan dengan gross split. Semoga nanti dengan gross split ada yang berminat untuk berpartisipasi mengelola blok tersebut,” tutup Arcandra.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *