Jakarta, MinergyNews– Pemerintah telah mencanangkan kebijakan industri nasional sebagai negara industri maju baru dan menargetkan sektor industri dalam negeri mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan laju perekonomian, salah satunya dengan pertumbuhan industri energi hilir (gas) yang suistainable dalam mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing industri manufaktur nasional.
Dan dalam rangka mendiskusikan tantangan dan peluang atas kebijakan industri energi hilir (gas) sebagai salah satu pendukung utama industri (manufaktur) nasional inilah yang mendasari Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Indonesia(ISTMI) sebagai wadah bernaungnya profesionalisme di bidang teknik dan manajemen industri, menggandeng salah satu perusahaan industri energi hilir terbesar di Indonesia yaitu PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk menggelar sebuah ajang diskusi inspiratif bertajuk ‘Integrated Ecosystem Industries Demand Creation, Sustainability & Integrated Planning’ yang berlangsung di The Media Hotel, Jakarta, Rabu (13/12),
Secara dekat, ISTMI sendiri merupakan lembaga nirlaba yang berdiri sejak tahun 1986 dengan memiliki anggota hampir 21.000 tersebar di Indonesia dan mempunyai visi menjadi pelopor kemandirian bangsa menuju Pertumbuhan Industri Nasional yang berbasis ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan memiliki misi dalam menjadikan sarjana teknik industri dan manajemen industri Indonesia yang berdaya saing dan memberi nilai tambah yang tinggi bagi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa bertanggung jawab untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui peningkatan produktivitas sumber daya komprehensif agar berdaya saing internasional.
Bekerjasama dengan PGN untuk forum diskusi ini dinilai tepat dan memberikan sinergi positif karena PGN merupakan salah satu perusahaan nasional Indonesia terbesar di bidang transportasi dan distribusi gas bumi yang berperan besar dalam pemenuhan gas bumi domestik yang secara berkesinambungan mengintegrasikan rantai bisnis gas bumi dari hulu sampai hilir dalam melayani masyarakat yang bertujuan dalam memberikan keahliannya, energi dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara jangka panjang. PGN pun senantiasa bertransformasi sebagai perusahaan yangberdedikasi dalam memberikan keahlian, energi dan infrastruktur yang diperlukan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara jangka panjang.
Dengan mengusung tema relevan saat ini yang didasari apabila pertumbuhan industri energi hilir sustainable maka secara tidak langsung turut mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing industri manufaktur nasional.
Selain itu, melihat kondisi dan tantangan yang dihadapi oleh pelaku industri saat ini yang disertai dengan indikator kinerja berbagai industri yang ada di Indonesia maka ajang diskusi ini bertujuan dalam memicu semangat membangun industri di Indonesia dengan melibatkan berbagai pelaku pengusaha nasional yang nantinya diharapkan mampu memberikan tambahan dorongan kemandirian industri, manufaktur dan energi hilir serta mencari kesepakatan kebijakan industi energi hilir (gas) yang terbaik untuk kemajuan perekonomian di Indonesia.
Dengan dihadiri sekitar 70 peserta yang berasal dari berbagai instansi, ajang diskusi ini akan menampilkan beberapa panelis pembicara yang sangat berkompeten di bidangnya yang akan mengarahkan jalannya diskusi sehingga efektif yang berasal dari beberapa Kementerian diantaranya Kementerian Perindustrian, Kementerian Perekonomian, Kementerian BUMN dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Nantinya dari ajang diskusi ini, hasilnya akan disebarkan ke berbagai perusahaan industri khususnya manufaktur agar dapat memberikan efek langsung.
Ir. Faizal Safa, M.Sc., IPM., AER. selaku Ketua Umum ISTMI merasa gembira dapat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk penyelenggaraan ajang diskusi bertajuk ‘Integrated Ecosystem Industries Demand Creation, Sustainability & Integrated Planning’ ini, termasuk beberapa Kementerian dan BUMN terkait khususnya PGN.
“Sebagai lembaga nirlaba kami ingin memberikan sumbangsih bagi Bangsa tercinta, untuk itulah kami gelar ajang diskusi ini sebagai salah satu wujud komitmen dan kontribusi kami untuk mengedukasi para pelaku bisnis. Ajang bisnis ini sendiri ditujukan untuk mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing industri Tanah Air serta mengenali kondisi, tantangan dan peluang yang ada dan bagaimana menyikapinya. Industri juga perlu dilihat secara menyeluruh, baik dari sisi industri premier – sekunder maupun tersier. Dan hal ini tentunya dapat dilakukan dengan peran pemerintah untuk membantu meningkatkan industri Tanah Air. Seperti diketahui bahwa sektor industri telah menjadi motor utama penggerak perekonomian nasional dengan kontribusi PDB Nasional sebesar 17,98%. Antara lain melalui 3 industri utama yaitu industri makanan dan minuman dengan rata-rata kontribusi 5,32% per tahun; industri alat angkut rata-rata kontribusi 1,96% per tahun serta industri barang logam, compute, elektronik, optik dan peralatan listrik rata-rata kontribusi 1,90% per tahun. Ketiga cabang industri tersebut menjadi motor penggerak utama sektor industri nasional. Besarnya peran tersebut menandakan terjadinya penguatan struktur industri ke arah produksi bernilai tambah tinggi dan penggunaan teknologi produksi yang lebih tinggi,” papar Faisal Safa.
Di lain pihak, Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jobi Triananda Hasjim merasa optimis ajang ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh peserta untuk sharing knowledge. “Kami sangat mendukung terselenggaranya ajang-ajang diskusi inspiratif seperti yang digagas oleh ISTMI ini yang memiliki tujuan yang sama dalam memberikan keahlian, energi dan infrakturtur yang sangat diperlukan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Kami secara berkesinambungan senantiasa berusaha untuk terus memperkuat distribusi gas bumi dan menjadi penyedia solusi energi terintegrasi yang mendorong pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan masyarakat dan industri. Melalui ajang diskusi dengan topik yang sesuai dengan industri kami ini, tentunya akan semakin menambah wawasan kami dari kacamata yang lebih luas sehingga kami tetap dapat memberikan yang terbaik bagi negeri”.