Purnomo : PLTN masih Belum Bisa Diterima Masyarakat

Jakarta, MinergyNews– Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti mengadakan seminar dengan tema Optimalisasi Pengelolaan Energi Fosil dan Non Fosil di Indonesia, Sabtu (28/10) hari ini.

Dalam kegiatan ini, Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, Msc., Ph.D menteri ESDM periode 2000-2009 hadir sebagai keynote speaker. “Saya akan memasukkan berbagai unsur dalam hal ini energi fosil, non-fosil, energi baru dan bangun dengan menggunakan analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman)” ucapnya dalam pemaparannya di seminar pagi tadi.-

Selain itu, Purnomo Yusgiantoro banyak membahas mengenai kekuatan, kelemahan peluang dan ancaman yang ada khususnya dalam migas, energi baru dan energi yang sangat bermanfaat untuk merumuskan strategi kebijakan energi di indonesia.

Dalam paparannya, Purnomo juga menyebutkan bahwa masyarakat tidak bisa menerima pembangunan PLTN. “Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 79/2014 tentang kebijakan energi nasional, PLTN merupakan alternatif terakhir sumber energi sehingga pemerintah dan DPR perlu meninjau kembali pembangunan PLTN dan mengedepankan pemanfaatan energi terbarukan lainnya” ucapnya.

“Keamanan begitu penting. Selalu terjadi perdebatan pada nuklir karena menyangkut keamanan. Orang bilang: aku mau nuklir, tapi aku tidak mau nuklir di bangun di pekarangan rumahku. That’s always like that”, sambungnya.
Beliau menceritakan mengenai pengalaman Dr. Evita Legowo yang mengalami penolakan daei warga saat sedang melakukan sosialisasi PLTN di Gunung Muria. “Bapak, saya hampir di bunuh di Gunung Muria karena melakukan sosialisasi dari pembangunan pembangkit listrik gunung muria” ujarnya sambil menirukan Dr. Evita bercerita. Hal ini menunjukkan besarnya bentuk penolakan masyarakat terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir.

Menanggapi hal tersebut, Purnomo juga akan menggandeng energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan. “Hidup di negara beriklim tropis dengan energi matahari yang cukup bisa dimanfaatkan untuk pengembangan energi terbarukan, begitu juga dengan mengedepankan energi dari tenaga angin dan energi biodesel”, tutupnya.

Seminar pagi ini dibuka oleh ketua panitia yaitu Dr. Ir. Ratnayu Sitaresmi, MT yang juga merupakan dosen di Universitas Trisakti. “Seminar ini diadakan untuk menambah pengetahuan dan sebagai tempat sosialisasi yang efektif antara dosen, mahasiswa, pemangku kebijakan dan masyarakat” tuturnya. Acara ini juga merupakan rangkaian dari Dies Natalis ke 52 Universitas Trisakti.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *