Jakarta, MinergyNews– Jembatan kaca karya dua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kian mempercantik keberadaan kampung tematik, yakni Kampung Tridi dan Kampung Wisata Jodipan (Kampung Warna Warni) di Kota Malang, Jawa Timur.
Jembatan sepanjang 25 meter dengan lebar 1,5 meter yang menghubungkan Kampung Warna Warni dan Kampung Tridi itu bakal diresmikan Wali Kota Malang Moch Anton dan dihadiri Rektor UMM Fauzan serta Vice Presiden PT Inti Daya Guna Aneka Warna (Indana) Steven Antonius Sugiharto, yang juga berkontribusi besar dalam menyulap kampung kumuh menjadi destinasi wisata baru.
Menurut dosen pembimbing kedua mahasiswa UMM yang mendesain jembatan kaca tersebut, Lukito Prasetyo di Malang, Jawa Timur, Senin, jembatan kaca ini tidak hanya memiliki fungsi penghubung antara Kampung Warna Warni dan Kampung Tridi, tapi juga memiliki nilai estetika.
“Oleh sebab itu, dari sekian desain yang dipamerkan pada Wali Kota Malang, terpilihlah model jembatan gantung dengan tambahan kaca sebagai material pijakannya agar pada malam hari pijakan jembatan yang terbuat dari kaca dapat memperlihatkan lampu-lampu yang indah,” ujarnya.
Setelah disetujui berbagai pihak, katanya, jembatan itu akhirnya dikerjakan dengan membutuhkan waktu lima bulan, 8 Mei hingga 7 Oktober 2017.
Kedua mahasiswa Teknik Sipil UMM yang mendesain jembatan kaca tersebut adalah Mahatma Aji dan Khoriul di bawah bimbingan dosen mereka Lukito Prasetyo.
Mereka pernah menjadi juara umum Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia Tahun 2015. Untuk pembangunan, mereka difasilitasi oleh Indana, pemilik produk Mix One.
Sementara itu, Vice President Indana Steven mengaku tidak sedikit biaya yang dihabiskan untuk pembuatan jembatan kaca tersebut, sekitar enam ton cat tersalurkan untuk memperindah KWJ dan Kampung Tridi.
“Indana sebagai perusahaan cat asli Malang akan terus membantu pembangunan di Kota Malang. Wujud kepedulian sosial ini sebagai bentuk terima kasih kami pada warga,” kata Steven.
Jembatan kaca yang berdiri di atas Sungai Brantas ini sekaligus menjadi jembatan kaca pertama di Indonesia. Jembatan yang didominasi warna kuning emas itu bisa digunakan dua jalur atau dua orang yang berjalan berpapasan. Diestimasikan, jembatan dapat menampung sekitar 50 orang dan menanggung beban 250 kilogram.
Kampung Warna Warni dan kampung Tridi terletak berseberangan dan dipisahkan aliran Sungai Brantas. Sebelum jembatan dibangun, wisatawan yang ingin menikmati kedua sisi kampung harus menaiki puluhan anak tangga dan memutar lewat Jembatan Brantas.
Munculnya jembatan kaca menjadi fasilitas baru bagi warga sekaligus alternatif bagi pengunjung ini diharapkan mempermudah akses dan kekerabatan antarkampung pun kian rekat untuk mempercantik Kota Malang.
Selain itu, karena berlantai kaca, warga dan pengunjung diajak menikmati pemandangan dasar sungai dari atas jembatan. Kaca yang transparan memiliki sensasi tersendiri layaknya Jembatan Kaca di Zhangjiajie China.
Munculnya berbagai kampung tematik di Kota Malang, berawal dari Kampung Warna Warni di Jodipan yang diinisiasi delapan mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM yang tergabung dalam kelompok praktikum Public Relations (PR) Guys Pro.
Lahirnya Kampung Warna Warni menjadi inspirasi bagi berdirinya Kampung Tridi yang berada di seberang sungai, bahkan kampung-kampung tematik lainnya, sepeti Kampung Putih, Kampung Hijau dan lainnya. (ant)