Jakarta, MinergyNews– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi batubara nasional hingga akhir Juli 2017 baru mencapai 139 juta ton. Itu sama saja sebesar 29% dari target tahun ini yang sebesar 477 juta ton. Biarpun begitu, Direktur Jenderal Minerba, Bambang Gatot masih optimistis target produksi batubara masih bisa tercapai.
Pasalnya ada laporan produksi dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang belum masuk ke pemerintah. Sehingga belum tercatat dalam data produksi semester I 2017. Selain itu, produksi batubara di awal tahun memang agak tersendat.
Bambang memang cukup yakin perusahaan batubara akan berusaha mencapai target produksi. Maklum saja, dengan harga batubara yang lebih bagus dibanding tahun lalu, sudah banyak perusahaan batubara yang justru meminta izin meningkatkan kapasitas produksi.
“Sekarang bahkan ada perusahaan yang minta peningkatan kapasitas produksi. Di antara risiko ini ada yang sudah lebih dari 50% menambang dan minta kenaikan produksi,” jelas Bambang.
Namun pemerintah tidak akan begitu saja memberikan izin kenaikan produksi. Jika izin diberikan maka harus diutamakan untuk keperluan suplai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam negeri.
Secara keseluruhan, target produksi batubara tahun ini memang meningkat jika dibanding realisasi produksi batubara tahun lalu yang hanya sebesar 456 juta ton. Peningkatan target produksi ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor harga batubara, tetapi juga oleh hasil feasibility study.
“Kalau dari feasibility studies perusahaan PKP2B sudah ada semua, dan itu ukurannya jelas, dia tidak mungkin turun, tapi naik. Karena itu sudah disetujui,” imbuhnya.
Sementara itu untuk produksi dari perusahaan pemegang IUP masih belum bisa diproyeksi karena kendala koordinasi dengan Pemerintah Daerah. “Tapi kami koordinasi dengan Pemda agar rencana kerja dari IUP dapat diinfokan kepada kami. Kalau dari IUP itu sekitar 125 juta-135 juta ton,” tukas Bambang.
Sumber : Kontan