Jakarta, MinergyNews– Kementerian ESDM melalui Direktorat jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengadakan Sosialisasi dan Program dan Kebijakan Konservasi Energi di Yogyakarta pada hari Kamis (13/07/2017). Acara ini dihadiri sekitar 60 peserta yang terdiri para Guru SD, SMP, SLTA, Majelis Lingkungan, Majelis Tabligh, Majelis Disdakmen, Pondok Pesantren, Yayasan Masjid Suhada dan Pengurus Masjid Muhammadiyah se Propinsi DIY.
Dalam implementasi konservasi energi, tantangan besar yang dihadapi Pemerintah diantaranya adalah penyamaan persepsi masyarakat mengenai pentingnya pelaksanaan konservasi energi. Konservasi energi merupakan upaya Pemerintah dalam melestarikan sumber daya energi serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Oleh karenanya, pelaksanaan konservasi energi memerlukan partisipasi dari semua elemen masyarakat.
Mengawali sambutannya H. Gita Danupranata, S.E., M.M. selaku Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY bahwa Muhammadiyah menyampaikan “untuk melakukan gerakan sosial harus dimulai dari diri kita sendiri”. Gerakan konservasi energi juga demikian, bisa dimulai dari organisasi paling kecil kita kemudian membesar menjadikan gerakan yang besar bisa dilakukan bersama-sama.
Sebuah contoh yang menarik diilustrasikan oleh Gita yaitu pemikiran yang berkebalikan bisa untuk menyadarkan masyarakat. Contohnya yang terjadi di Masjid Almukarom Derajad yang diimami oleh Mas Ananto Kusworo, Lazimnya kalau ada orang yang ke masjid diingatkan untuk jangan mengotori masjid, tolong sampah dibersihkan. Tapi mas Ananto selaku takmir masjid malah mengumumkan “Ibu-ibu dan Bapak-Bapak tolong yang punya sampah sambil ke masjid dibawa ya”tantangnya. “Ini tidak seperti Bank Sampah yang menjadi deposit pemiliknya, kalo ini untuk sodakoh” tuturnya. Gita menambahkan penjelasan “kalau Bapak-bapak dan Ibu-ibu belum bisa sodakhoh uang mohon untuk bisa menyodakhohkan sampahnya”. Bahkan anak kecil selain bawa sampahnya sendiri, jika lihat sampah dijalan dibawa ke masjid, sepeda yang sudah rusak dibawa ke masjid. Satu bulan paling minimal dapat 1 juta dan yang paling besar bisa dapat 4 juta rupiah.
Selain pembangunan perilaku, konservasi energi sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang semakin lama semakin cepat dan secara langsung dalam mempengaruhi pemanfaatan energi. Parlemen Perancis akan mengeluarkan Undang-undang bahwa mulai tahun 2040 Perancis akan menghentikan kendaraan-kendaraan berbahan bakar minyak. “mereka akan beralih ke kendaraan listrik” jelas Hadi M. Djuarid Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi Kementerian ESDM yang juga memberikan sambutan terkait acara tersebut.
Tren ke depan dalam waktu dekat adalah energi yang ramah lingkungan, diumpamakan oleh Hadi “Energi berkelanjutan adalah energi yang menyejukkan bumi”. Hadi sangat mengapresiasi Pimpinan Muhammadiyah DIY yang telah memiliki program Gerakan Muhammadiyah Menyejukkan Bumi serta merumuskan Pedoman Audit Lingkungan Mandiri Muhammadiyah (ALIMM). Ini adalah inisiatif yang luar biasa. Dalam menyongsong percepatan teknologi ke depan Pemerintah tidak bisa sendirian. Pemerintah memerlukan dukungan aktif seluruh komponen masyarakat. Apalagi organisasi sebesar Muhammadiyah ini.
Di Akhir sambutanya Hadi menyampaikan “Kalau Muhammadiyah sudah bergerak, ini akan menjadi pioner bagi masyarakat dan kelompok masyarakat lain untuk bisa mengikuti dan bisa bersama-sama bergerak”. “Ini adalah upaya strategis untuk konservasi energi, kita akan terus mendukung upaya-upaya seperti ini” tutup Hadi. Muhammadiyah akan menjadi salah satu organisasi masyarakat yang secara aktif ikut mendukung upaya dan program Pemerintah dalam melaksanakan konservasi energi.