Jakarta, MinergyNews– Dengan penyelesaian akusisi saham Maurel & Prom (M&P), Pertamina telah menempatkan lagi tiga eksekutif sebagai Chairman & dua anggota Board of Directors M&P, perusahaan migas yang tercatat di bursa Paris, dimana saat ini Pertamina memiliki 72.65% saham. Penempatan tersebut merupakan langkah lanjut PT Pertamina (Persero) yang sangat serius untuk terus mengembangkan aktivitas EP internasional, termasuk melalui kepemilikan saham di M&P, yang saat ini memilki aset migas di empat benua. Sebelumnya Pertamina telah menempatkan satu orang eksekutif, Denie S. Tampubolon, sebagai Member of the Board di M&P. Denie, 53 tahun, adalah Senior Vice President Upstream Business Development di Pertamina.
Ketiga eksekutif yang baru ditempatkan tersebut adalah Aussie B. Gautama, sebagai Chairman of the Board. Dua lainya adalah Huddie Dewanto dan Maria R. Nellia, sebagai Members of the Board Maurel & Prom. “Ketiga eksekutif tersebut adalah profesional berpengalaman yang telah disetujui oleh Direksi sebagai representasi Pertamina dalam mengembangkan aktivitas internasional Pertamina lebih lanjut melalui sinergi M&P”, tegas VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito di Jakarta kemarin.
Aussie Gautama, 61 tahun, sejak 2015 adalah Senior Principal Advisor E&P di CEO Office Pertamina. Posisi Aussie Gautama di M&P saat ini menggantikan Jean-François Hénin. Dengan landasan profesional di bidang Geosains, Aussie memiliki pengalaman mendalam di operasi migas global, di antaranya pernah sebagai Geology & Geophysics Manager di Total Libya, Vice President Geosciences & Reservoir pada Total E&P Indonesie, dan terakhir sebagai Deputi Perencanaan SKK Migas, sebelum bergabung dengan Pertamina.
Huddie Dewanto, 54 tahun, adalah Direktur Keuangan dan Komersial di PT Pertamina Internasional Ekplorasi dan Produksi (PIEP) yang telah berkarier lebih dari 27 tahun di bidang keuangan Pertamina. Huddie pernah menjadi representative Indonesia di OPEC, Wina, sebelum menjadi Funding Manager di Pertamina pada 2007. Huddie kemudian menjadi Vice President Financing sebelum ditunjuk menjadi Direktur Keuangan PT Pertamina Algeria EP, & kemudian posisi yang sama dengan peran yang lebih tinggi di PIEP. Baik Huddie maupun Aussie pernah mengikuti pendidikan kepemimpinan yang prestisius, INSEAD.
Maria R. Nellia, profesional migas selama hampir 29 tahun, bergabung dengan PIEP sejak 2015, sekarang sebagai Vice President Commercial & Business Support PIEP. Lulusan Geophysical Engineering, Colorado School of Mines, AS, ini memulai karier di Mobil Oil Indonesia dan berlanjut ke ExxonMobil sebagai Geophysicist E&D. Maria juga pernah kemudian berkarier di Landmark Halliburton Indonesia Co. (2000), Medco E&P Indonesia (2004) dan Eni Indonesia (2007).
Sebagaimana dijelaskan Adiatma, formalitas tiga eksekutif Pertamina ini telah disetujui melalui Rapat Board Maurel & Prom di Paris, tanggal 10 April 2017.
Melalui kepemilikan saham mayoritas di Maurel & Prom, Pertamina melalui PIEP, yang semula beroperasi di 3 negara; Algeria, Iraq, Malaysia, kini memiliki akses operasi di 12 negara 4 benua. Tambahan negara tersebut di antaranya aset produksi di Gabon, Tanzania, Nigeria, serta aset eksplorasi di Namibia, Kanada dan Kolombia, Perancis Itali, serta dan Myanmar.
M&P memiliki karakter perusahaan EP yang dinamis dan mampu mengembangkan portfolio dengan cepat di berbagai negara. Sementara Pertamina adalah NOC yang mampu dengan obyektif jangka panjang. Pertamina berkeinginan untuk melakukan sinergi kedua karakter kuat ini untuk pengembangan menerus keduanya.
Sejak awal 2014 hingga awal 2017 ini produksi Pertamina dari aset internasional telah tumbuh hingga 150 ribu BOEPD net-to-share. Pertamina menargetkan produksi 650 ribu BOEPD di 2025 dari operasi internasional, sebagai bagian dari target produksi Pertamina 1,9 juta BOEPD di 2025, dalam upaya nyata menuju ketahanan dan kemandirian energi Indonesia. (us)