Jakarta, MinergyNews– PT Freeport Indonesia akan kembali memproduksi konsentrat tembaga pada pertengahan Maret ini. Produksi ini menyusul beroperasinya kembali PT Smelting di Gresik, Jawa Timur yang memiliki fasilitas pemurnian konsentrat (smelter) yang berkapasitas 1 juta ton per tahun.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Juru bicara Freeport Indonesia Riza Pratama kepada wartawan di Jakarta.
Riza mengungkapkan, smelting mulai beroperasi seiring dengan terbitnya izin ekspor lumpur anoda atau anoda slime. Pasalnya anoda slime merupakan produk samping dari pemurnian konsentrat.
Menurut Riza, saat ini operasi produksi smelting memurnikan konsentrat tembaga yang berada di stockpile. Seiring mulai menipisnya stockpile itu maka produksi konsentrat Freeport mulai berjalan bertahap di 21 Maret nanti.
“21 Maret nanti mill (pengolahan konsentrat) beroperasi. Produksi konsentrat kami nantinya hanya 40 persen mengikuti kapasitas smelting,” ujarnya.
Sementara itu, Riza menambahkan, yang menjadi penyebab membludaknya stockpile itu lantaran Freeport belum mengantongi izin ekspor konsentrat dan Smelting berhenti produksi. Smelter di Gresik itu berhenti akibat pekerja yang melakukan aksi mogok.
Sebagai informasi, produksi Freeport terhenti sejak 10 Februari kemarin. Ada dua faktor yang memaksa perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu menghentikan produksi. Faktor utamanya lantaran stockpile atau tempat penyimpanan konsentrat penuh yang mencapai 130.000 ton. Sementara tiga gudang penyimpanan itu memiliki kapasitas masing-masing 40 ribu ton. (us)