Jakarta, MinergyNews– Sebanyak 32 proyek smelter yang tumbuh dengan perkiraan nilai investasi sebesar US$ 18 miliar dan penyerapan tenaga kerja langsung mencapai 28.000 orang.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Dirjen Industri Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan.
“Dari sejumlah smelter itu, ada 22 industri smelter yang telah bergabung dengan Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian (AP31) dan 75 persen telah beroperasi secara komersil,” tuturnya.
Suryawirawan mengungkapkan, saat ini pemerintah sedang fokus dalam melaksanakan program hilirisasi industri sebagai upaya memaksimal peningkatan nilai tambah dalam negeri.
“Diharapkan mampu mendorong kontribusi industri terhadap perekonomian nasional,” ujarnya.
Menurut dirinya, salah satu industri yang menjadi bagian program hilirisasi adalah industri pengolahan berbasis mineral logam atau smelter itu, Dari aspek sumber daya mineral logam, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara di dunia dengan cadangan bauksit, nikel dan tembaga yang melimpah.
Selain itu, tambahnya, industri smelter merupakan industri yang padat energi dan padat modal. Untuk itu, industri ini dituntut untuk mendekati lokasi bahan baku yang didukung oleh infrastruktur yang memadai.
“Industri smelter butuh dukungan pemerintah dan pemberian insentif mutlak diperlukan dalam rangka mendorong pertumbuhan industri ini,” tandasnya. (us)