Jakarta, MinergyNews– Sepanjang tahun 2016 yang lalu, efisiensi kinerja keuangan PT Pertamina (Persero) mencapai US$ 2,67 miliar atau lebih tinggi dari target yang sebesar US$ 2,13 miliar.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro di Jakarta.
Wianda menjelaskan, kenaikan realisasi efisiensi Pertamina terjadi pada Oktober-Desember karena adanya tambahan inisiatif dari efisiensi pengolahan dan optimalisasi operasional Perseroan.
“Target selama 2016 itu US$ 2,1 miliar, realisasinya US$ 2,67 miliar dolar, ini didapat berdasarkan inisiatif,” ujarnya.
Selain itu, tambahnya, beberapa inisiatif yang dilakukan Pertamina, seperti pada renegoisasi kontak, negosiasi kontrak eksisting, optimasi inventory, maupun dari sentralisasi material. Terdapat US$ 55 juta dari efisiensi untuk sentralisasi procurement, dan efisiensi di hulu, serta US$ 56 juta dengan inisiatif efisiensi pengolahan yang sudah dikurangi pada perhitungan efisiensi konsolidasi.
“Tidak hanya itu, meningkatnya volume penjualan BBM non subsidi seperti pertalite dan varian baru yakni solar dex memberikan kontribusi cukup besar terhadap efisiensi kinerja Pertamina dengan nilai US$ 349 juta,” tuturnya.
Smentara itu, Wianda mengungkapkan, efisiensi juga dilakukan sebagai bumper atau dana cadangan sebagai antisipasi harga minyak dunia yang dianggap masih fluktuasi. “Jadi pencapaian yang berhasil dicapai jauh melebihi target, yaitu US$ 2,67 miliar,” jelasnya.
Menurut Wianda, dari efisiensi tersebut juga memberikan pengaruh terhadap capaian kinerja keuangan perusahaan. Di mana, laba bersih Pertamina pada 2016 (unaudited) menjadi US$ 3,14 miliar meskipun pendapatan mengalami penurunan dari US$ 41,76 miliar menjadi US$ 36,45 miliar.
“Hal ini dibantu dari beberapa efisiensi internal, upstream yang butuh biaya besar, tapi kita sukses melakukan efisiensi,” pungkasnya. (us)