Jakarta, MinergyNews– Sejak tahun 2009, Pemerintah telah membangun jaringan distribusi gas bumi (jargas) untuk rumah tangga di berbagai daerah. Pembangunan infrastruktur ini selain meningkatkan pemanfaatan gas bumi, juga menekan impor LPG.
Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, untuk memenuhi kebutuhan, Indonesia terpaksa mengimpor LPG dan saat ini jumlahnya mencapai 65%.
“Impor LPG terpaksa dilakukan karena produksi dalam negeri terbatas jumlahnya,” ujarnya.
Wiratmaja menjelaskan, dengan dibangunnya jargas untuk rumah tangga yang menggunakan gas bumi, dapat mengurangi impor LPG, sekalihus mengurangi subsidi LPG 3 kg yang selama ini ditanggung negara.
Selain itu, tambahnya, pembangunan jargas untuk rumah tangga, juga bermanfaat meringankan biaya bahan bakar yang harus dikeluarkan masyarakat. Rata-rata, biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk memasak dengan menggunakan LPG sekitar Rp 54-75 ribu per bulan. Sedangkan menggunakan gas bumi, hanya sekitar Rp 45 ribu.
Pembangunan jargas untuk rumah tangga dapat dibangun di daerah yang memiliki sumber gas atau dekat dengan sumber gas. “Di mana ada sumber gas , maka di situ akan diprioritaskan pembangunan jaringan gas. Sehingga kalau kita lihat, wilayah-wilayah yang sudah kita bangun jaringan gasnya ini cukup tersebar dimana ada gas. Dan termasuk di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang ada gasnya,” tuturnya.
Dengan adanya jargas pula, para ibu rumah tangga tidak perlu kahawatir kehabisan gas pada saat sedang memasak. (us)