Susetyo Edi Prabowo, Kepala PPSDM KEBTKE, yang juga menjabat sebagai Ketua Unit Pelaksana Proyek RESD, menekankan pentingnya pelatihan ini dalam upaya meningkatkan kapasitas dosen dalam pengajaran energi terbarukan.
“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dosen dalam mempersiapkan materi kuliah terkait mini grids, khususnya dalam hal desain, konstruksi, instalasi, operasi, dan pemeliharaan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan,” ujarnya di Kantor PPSDM KEBTKE, Jakarta, Senin (9/9).
Pelatihan ini memfokuskan pada aspek teknis dan praktis terkait desain, operasi, serta pemeliharaan mini grids berbasis energi terbarukan, yang dianggap sebagai solusi inovatif dalam meningkatkan akses energi di wilayah terpencil Indonesia. Selama dua pekan, sebanyak 15 dosen dari tujuh politeknik negeri terpilih mendapatkan pelatihan intensif yang dipandu oleh Thomas Gross, dosen ahli dari ETH Zurich, dan Valentina Camponovo dari HYCON GmBH, Swiss.
Dosen-dosen peserta berasal dari berbagai politeknik, antara lain Politeknik Energi dan Mineral Akamigas, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Politeknik Negeri Ambon, dan Politeknik Negeri Sriwijaya.
Para peserta juga melakukan kunjungan lapangan ke beberapa fasilitas penting, seperti PLN Pusharlis, PLTMH Gunung Halu, dan CV Protel Multi Energy, untuk memahami implementasi nyata dari mini grids di lapangan.
Pada kesempatan ini, Candra Damis Widiawaty, salah satu dosen peserta dari Politeknik Negeri Jakarta, mengungkap bahwa kunjungan lapangan ke CV Protel Multi Energy memberikan perspektif baru tentang penerapan teknologi PLTMH. “Di PLN Pusharlis, kami mempelajari teknologi terbaru dalam produksi komponen pembangkit listrik, sedangkan di PLTMH Gunung Halu, kami berdiskusi dengan warga sekitar mengenai dampak langsung PLTMH, yang memberikan perspektif baru dan tak ternilai” ujarnya.
Senada dengan Candra, Pujianto, dosen peserta dari Politeknik Energi dan Mineral Akamigas, juga menyampaikan kesan positifnya. “Melalui pelatihan ini, kami mendapatkan banyak ilmu baru, khususnya tentang mini grids berbasis energi terbarukan. Ini sangat bermanfaat untuk memperkaya wawasan dosen dan juga sebagai tambahan materi ajar bagi mahasiswa. Kunjungan lapangan sangat membantu dalam memahami tantangan teknis dan manajemen di lapangan,” tutur Pujianto.
Melalui kolaborasi ini, Pemerintah Indonesia dan Swiss memperkuat komitmennya dalam mendukung transisi energi terbarukan di Indonesia, dengan fokus utama pada peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan industri.