Jakarta, MinergyNews– PT Pertamina EP (PEP) sebagai Regional Jawa Subholding Upstream pertamina, sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dibawah pengawasan SKK Migas. Wilayah kerja PEP tersebar di seluruh Indonesia, salah satu unit bisnisnya adalah PEP Tambun Field dengan area kerja di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Pada tahun 2022 PEP Tambun Field menjaga ketersediaan pasokan minyak dan gas bumi, dengan produksi minyak sebesar 854 BOPD dan gas sebesar 29 MMSCFD. Produksi tersebut sebesar 74% berasal dari sumur yang menggunakan artificial lift berupa Electric Submersible Pump (ESP).
Dalam memproduksikan migas, salah satu kendala yang muncul yakni adanya penurunan tekanan reservoir yang cukup signifikan sehingga terlalu banyak gas keluar dari bawah permukaan tanah dan mengakibatkan Gas Lock. Gas Lock pada ESP adalah kondisi dimana pompa ESP tidak dapat memompa cairan dikarenakan terakumulasinya gas di dalam pompa. Dampak tingginya kandungan gas pada sumur minyak di PEP Field Tambun berpotensi mengakibatkan kehilangan produksi minyak hingga 18.969 BBLS.
Untuk menjaga keberlangsungan produksi tersebut, PEP Tambun Field mengimplementasi inovasi menggunakan metode SADIST (Gas Handling Automatics Solutions), dimana inovasi ini mengatur parameter pompa ESP sehingga secara otomatis dapat mencegah terjadinya Gas Lock. Metode SADIST telah diaplikasikan pada 4 sumur di PEP Tambun Field dan telah berhasil meningkatkan lifetime sumur menjadi > 13 bulan, mengurangi loss produksi sebesar 8.708 bbls atau potensi penambahan pendapatan setara 7,9 Milyar rupiah pertahun, berhasil mengurangi frekuensi perawatan sumur, dan meningkatkan produksi minyak sebesar 13.632 BBLS dan gas sebesar 629 MMSCF.
Metode SADIST telah divalidasi baik dari pihak internal EP melalui tim teknis Subsurface Development dan pihak eksternal mencakup validasi keaslian ide dan rasio keberhasilan kinerja oleh UPN “Veteran” Yogyakarta, Departement Eksploitasi SKK Migas dan Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional Kementerian ESDM. Bahkan Metode SADIST sudah didaftarkan paten di Hak atas Kekayaan Intelektual di Indonesia (HAKI).
Direktur Utama Pertamina EP, Wisnu Hindadari menyatakan Metode SADIST dapat mengartikulasi maksud optimalisasi, otomatisasi dan efisiensi ke dalam bentuk hasil kerja. “Tidak mudah tentunya mencari solusi permasalahan kandungan gas tinggi pada sumur yang menggunakan Artificial Lift ESP, dan metode ini telah terbukti sukses bahkan telah melampaui target awal. Yang lebih menggembirakan adalah tidak adanya issue operasional dalam implementasi zero accident,”ungkap Wisnu. Ia pun berharap inovasi ini dapat segera direplikasi di seluruh wilayah kerja Pertamina bahkan di KKKS lain yang memiliki karakteristik permasalahan yang sama.
VP Development & Drilling Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, Ibnu Suhartanto menambahkan jika Metode SADIST merupakan inovasi yang efektif dan langsung berdampak positif. “Melalui inovasi ini juga berhasil menurunkan Loss Production Oil (LPO) dan menaikkan produksi sumur di PEP Tambun Field. Di samping itu, inovasi ini juga mendukung upaya penerapan zero flaring,” pungkas Ibnu.