Hadiri India Energy Week, Indonesia Undang Investor Kembangkan Migas Dengan Teknologi Bersih

Jakarta, MinergyNews– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang diwakili Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji, berpartisipasi dalam India Energy Week (IEW) di Bengaluru, India, tanggal 6 hingga 8 Februari 2022. Dalam rangkaian kegiatan ini, dilaksanakan pula  The 9th Asian Ministerial Energy  Roundtable (AMER) di mana Indonesia mengundang investor untuk mengembangkan migas melalui pemanfaatan teknologi maju yang lebih bersih untuk meningkatkan ketahanan energi.

India Energy Week pertama kali digelar  tahun 2023 dan  menjadi sarana bagi para pelaku energi dari  dalam maupun luar negeri untuk menunjukkan bagaimana India menjadi bagian  transisi energi. Rangkaian kegiatan IEW terdiri dari pameran dan juga konferensi. Sedangkan  Asian Ministerial Energy Roundtable (AMER) pertama kali dilaksanakan pada  Januari 2005 di India. AMER merupakan pertemuan yang dilaksanakan setiap dua  tahun, bergantian di negara-negara anggota International Energy Forum  (IEF) dan mendiskusikan mengenai isu-isu energi terkini seperti energy security,  transisi energi, volatilitas harga energi dan juga dialog antara produsen dan  konsumen minyak.

IEW dibuka oleh Perdana Menteri Narendra Modi dan dihadiri  para pejabat dari Pemerintah India, para menteri undangan, pimpinan perusahaan  dan masyarakat dari dalam maupun luar negeri India. Dalam pidato  pembukaannya, Perdana Menteri Modi menyampaikan pentingnya peranan energi  dalam menentukan perjalanan abad 21 dunia di mana India menjadi salah satu  negara penting dalam transisi energi.

Sementara pada pertemuan  The 9th Asian Ministerial Energy  Roundtable (AMER) yang digelar tanggal  7 Februari 2023, mengambil tema “Mapping Stable &  Secure Energy Pathways: Energy Security, Justice, Growth and Innovation”. Pertemuan membahas  isu mengenai pentingnya kolaborasi negara-negara dalam  mewujudkan transisi energi dengan tetap memperhatikan keadilan dan  kemampuan masing-masing negara. Menteri Perminyakan dan Gas Alam India  menyampaikan bahwa Asia memberikan peranan di kawasan yang besar baik dari  sisi ekonomi dan juga energi.

Dalam The 9th Asian Ministerial Energy  Roundtable (AMER) ini, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji tampil sebagai panelis dalam   Panel 1 Addressing Energy Security and Justice Challenges in Turbulent Times.  Tutuka menyampaikan  pentingnya peranan gas bumi sebagai dalam transisi energi Indonesia seiring  dengan pengembangan sumber energi terbarukan seperti hydro, geotermal, solar,  biofuel dan di masa depan hidrogen, serta mengajak investor bersama-sama mengembangkan energi transisi di Indonesia.

“Sumber daya gas Indonesia masih mencukupi  untuk beberapa dekade ke depan dan  memainkan peran kunci  sebagai energi transisi menuju era energi bersih. Hingga November 2022, total penyaluran gas bumi mencapai sekitar 5.500 BBTUD di mana sebanyak 68% digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Terutama untuk industri dengan konsumsi sekitar 1.600 BBTUD (29%). Sedangkan total ekspor gas bumi  yaitu gas pipa dan LNG sekitar 1.800 BBTUD.

Berdasarkan Neraca Gas Bumi, Indonesia masih memiliki porsi ekspor yang besar. Dari sisi demand, pemanfaatan gas akan dimaksimalkan melalui strategi hilirisasi industri, pengalihan BBM  ke gas, serta pengembangan interkonektivitas pipa gas transmisi dan juga klaster pipa gas virtual.

“Sementara konsep hulu migas Indonesia adalah mengintegrasikan strategi hulu dan hilir. Artinya setiap pengembangan lapangan hulu harus terkait dengan industri hilir yang mengantisipasi pasar masa depan,” papar Tutuka.

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas nasional, lanjut Tutuka,  perlu dilakukan peningkatan kapasitas industri dan peningkatan nilai tambah seperti petrokimia dengan percepatan program hilirisasi dengan kebijakan substitusi impor untuk memacu kontribusi industri dalam negeri, dalam pemanfaatan energi gas maupun untuk bahan baku. .

Sementara untuk pengembangan industri hilir, Indonesia menetapkan dua konsep yaitu pertama, pengembangan demand di dekat sumber gas dan infrastruktur dengan prinsip distribusi lokal untuk energi dan feedstock sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan nilai tambah serta multiplier effect perekonomian nasional. Kedua, pembangunan Infrastruktur yang berkelanjutan untuk mendukung penyaluran gas bumi domestik sesuai kebutuhan, antara lain program konversi solar ke gas dan pembangunan dua ruas pipa yang menghubungkan Sumatera Utara sampai dengan Jawa Timur  yang panjangnya lebih dari 2000 km.

Selanjutnya, sejalan dengan   isu penurunan emisi dan target produksi, implementasi CCS/CCUS akan menjadi kritikal di sektor migas. CCS/CCUS adalah teknologi untuk mengurangi emisi, sementara untuk meningkatkan produksi minyak dan gas melalui CO2-EOR/EGR. Saat ini terdapat 16 proyek  CCS/CCUS di Indonesia di mana proyek yang terbesar berlokasi  di Papua yang akan on stream pada tahun 2026/2027.

Dalam kesempatan itu, Indonesia mengundang calon investor untuk mengambil bagian dalam pengembangan sumber daya migas di Indonesia melalui pemanfaatan teknologi maju yang lebih bersih untuk meningkatkan ketahanan energi secara nasional, regional dan global.

 

Selain Indonesia, bertindak sebagai panelis dalam sesi ini adalah  Brunei Darussalam,  Srilanka, Jepang, Portugal, Kanada, Rusia, OPEC, IEA  dan IRENA.

Dalam rangkaian kegiatan kunjungan  di Bengaluru, pihak Indonesia juga melakukan pertemuan dengan perusahaan-perusahaan India yang bergerak di industri migas dan/atau energi terbarukan, antara lain Indian Oil Corporation Limited (IOCL), Gas Authority of India Limited (GAIL), Hindustan Petroleum Corporation (HPCL), Tata Power Solar (kunjungan ke pabrik),  Oil and Natural Gas Corporation (ONGC) dan Sekretaris Kementerian Perminyakan dan Gas Alam India. Isu yang dibahas adalah   peluang-peluang kerja sama antara India dengan Indonesia di sektor hulu dan hilir migas, pelumas, serta pengembangan energi terbarukan.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *