Cilacap, MinergyNews– PT PLN (Persero) melalui PT Indonesia Power (IP) kembali manfaatkan abu sisa pembakaran batu bara atau Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) untuk program pembangunan Kampung Nelayan Maju (KALAJU) Desa Sentolo Kawat Cilacap, Jawa Tengah. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong perekonomian masyarakat sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan memproduksi turunan FABA sebagai upaya reduce, reused dan recycle.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan PLN.
Direktur Utama Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi, menyampaikan program KALAJU telah menetapkan 6 lokasi prioritas, salah satunya adalah KALAJU Desa Sentolo Kawat, Cilacap. Sesuai dengan rapat pembahasan, IP melalui salah satu unitnya, PLTU Jawa Tengah 2 Adipala Operation and Maintenance Services Unit (OMU) melakukan pengecoran jalan sepanjang 100 meter dengan lebar 4 meter menggunakan sisa pembakaran batu bara ini.
“Kami berkomitmen dalam pengelolaan lingkungan, salah satunya dalam pemanfaatan FABA secara besar-besaran dan masif, di semua unit PLTU yang kami kelola,” ujarnya.
Pada saat bersamaan, Indonesia Power PLTU Adipala OMU juga turut memperkenalkan salah satu produk turunan FABA terbaru, yaitu FABA Special Blend yang telah diuji coba langsung oleh para nelayan dan disaksikan seluruh peserta yang hadir.
Hanya menggunakan komposisi FABA sebanyak 85 persen dan semen 15 persen, didapatkan beton yang kuat sehingga pasir dan sirtu yang lazimnya digunakan sebagai campuran pada beton tidak diperlukan lagi. Bahkan, berdasarkan uji tekan minimum yang sudah dilakukan, didapatkan hasil kekuatan minimum mencapai K175.
Untuk mendukung program tersebut, Indonesia Power PLTU Adipala OMU juga menyiapkan FABA untuk para nelayan yang dapat diambil secara gratis melalui prosedur yang telah ditetapkan.
“Harapan kami, dengan FABA tersebut para nelayan dapat memanfaatkannya untuk menghidupkan UMKM di lingkungan setempat menjadi paving block, batako, maupun infrastruktur lain saat mereka tidak berkegiatan melaut,” imbuh Ahsin.