Jakarta, MinergyNews– Dalam rangka meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat perbatasan di Indonesia, PLN mendukung penuh pasokan listrik pada 7 (tujuh) Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu. Hal ini sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan Tujuh PLBN Terpadu dan Sarana Prasarana di Kawasan Perbatasan bahwa percepatan pembangunan ditandai pula dengan penyediaan sarana dan prasarana/infrastruktur ketenagalistrikan. Setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga meresmikan PLBN Entikong, Kalimantan Barat dan PLBN Motaain, Nusa Tenggara Timur.
Dalam acara peresmian tersebut, Presiden Jokowi mengatakan betapa pentingnya membangun PLBN sebagai representasi bangsa Indonesia di wilayah perbatasan. Presiden Jokowi juga berpesan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Raktyat (PUPR) dan Menteri Dalam Negeri yang hadir dalam acara tersebut untuk menyelesaikan urusan pasar tradisional agar masyarakat dapat menjual hasil pertanian dan sebagainya.
“Ini masalah kebanggaan, masalah wajah kita, bukan hanya NTT tapi wajah Indonesia. Maka saat itu juga saya perintahkan Menteri PUPR. Saya beri waktu paling lambat dua minggu untuk untuk runtuhkan bangunannya dan segera bangun baru. Saat itu, saya beri waktu dua tahun kepada Menteri PU harus selesai dan bangunannya lebih dari yang di sana (PLBN Timor Leste—red), termasuk PLBN Entikong,” terang Presiden Jokowi dihadapan Menteri PUPR, Mendagri dan Gubernur NTT.
Hingga saat ini, jaringan listrik di 7 PLBN tersebut sudah 100% terpasang. Berikut adalah data kebutuhan daya listrik yang terpasang di 7 PLBN Terpadu (kilovolt Ampere/kVA):
- Aruk, Kabupaten Sambas, Kalbar: 345 kVA
- Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar: 865 kVA
- Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar: 1.100 kVA
- Motaain, Kabupaten Belu, NTT: 555 kVA
- Motamasin, Kabupaten Malaka, NTT: 555 kVA
- Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT: 240 kVA
- Skouw, Kota Jayapura: 1.110 kVA
Progress perluasan jaringan listrik untuk PLBN di NTT secara pembangunan fisik sudah mencapai 100% yang terdiri dari perluasan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM – Motaain: 0,39 kms; Wini: 0,65 kms; Motamasin: 1,8 kms), Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM – Motaain: 0,05 kms; Wini: 0,2 kms; Motamasin: 0,27 kms), pemasangan kubikel dan telah beroperasinya listrik ke PLBN dengan total daya sebesar 1.350 kVA.
Untuk progress perluasan jaringan listrik PLBN di Kalimantan Barat secara pembangunan fisik sudah mencapai 100% yang terdiri dari perluasan Saluran Udara Tegangan Menengah, Saluran Kabel Tegangan Menengah, pemasangan kubikel dan telah beroperasinya listrik ke PLBN dengan total daya sebesar 2.310 kVA.
Sedangkan, progress perluasan jaringan listrik PLBN di Papua secara pembangunan fisik sudah mencapai 100% yang terdiri dari perluasan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM – Skouw: 0,1 kms), Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM – Skouw: 0,025 kms), pemasangan kubikel dan telah beroperasinya listrik ke PLBN dengan total daya sebesar 1.110 kVA.
“Seperti yang dikatakan oleh Presiden Jokowi bahwa yang dibangun bukan hanya pos lintas batasnya saja, tapi juga infrastrukturnya. PLN mendukung pemasokan listrik PLBN dengan melakukan perluasan jaringan. Karena dengan adanya pengembangan listrik, maka masyarakat di perbatasan ini dapat menikmati listrik dan perekonomian daerah juga akan meningkat,” ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basir dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.