Jakarta, MinergyNews– PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) diminta tetap fokus kepada tugas utamanya dalam menyalurkan listrik, menyediakan listrik, dan melayani masyarakat akan aliran listrik, dibandingkan memikirkan rencana pengambilalihan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan skema apapun yang dipakai, baik melalui akuisisi, sinergi, atau pun right issue.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Ketua Komtap Industri Energi Minyak dan Gas (Migas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Agustinus Santoso kepada wartawan di Jakarta.
Agustinus menegaskan, PLN jangan kehilangan fokus dalam menyalurkan dan menyediakan aliran listrik.
“Masih banyak pekerjaan rumah yang belum diselesaikan PLN. Sebaiknya fokus saja pada transmisi dan pelayanan kepada masyarakat,” tuturnya.
Namun, tambahnya, jika PLN terlalu bernafsu mengambil alih PGE dan turut terlibat pada usaha geothermal, dirinya khawatir hal ini dapat mengganggu kinerja PLN dari tugas pokoknya tersebut akan semakin terbengkalai.
“Seperti contoh pada proyek 35.000 MW, ternyata banyak proyek yang terlambat dilaksanakan sehingga dipastikan penyelesaiannya molor dari target awal,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, belum lagi soal 34 proyek pembangkit yang mangkrak, hal tersebut sempat membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah.
“Semua tanggung jawab tersebut, harus mendapat prioritas dan fokus PLN. Lemahnya proses pengadaan dinilai menjadi alasan kenapa banyak proyek listrik yang mangkrak,” imbuhnya.
Sementara itu, dirinya mengungkapkan, cara yang bisa dilakukan PLN adalah dengan memberikan pengerjaan pembangkit kepada swasta, sehingga PLN bisa lebih terarah dalam pengerjaan jaringan transmisi dan distribusi.
“Saat ini yang dikelola swasta juga baru sedikit, sekitar 15 ribu MW sedangkan PLN sudah 40-50 ribu MW,” katanya. Selain itu, dirinya juga meragukan sepak terjang PLN dalam usaha panas bumi. Termasuk di antaranya, ketika gagal saat mengarap WKP Tulehu dan Tangkuban Prahu.