Jakarta, MinergyNews– Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto mengatakan proyek-proyek infrastruktur energi yang dibangun oleh Pertamina diharapkan dapat memberikan efek berganda terhadap kehidupan ekonomi masyarakat, mulai dari teralirinya listrik, terbukanya lapangan kerja selama pelaksanaan proyek.
Selain itu, Dwi menuturkan pascaproyek infrastruktur energi yang dibangun sebagai dampak dari tumbuhnya industri baru karena pasokan listrik yang lebih kuat serta mendorong pemanfaatan energi bersih yang mampu mendorong penurunan emisi CO2.
“Sebagai BUMN energi, Pertamina sangat bangga dapat memberikan kontribusi terbaiknya untuk negara melalui penyediaan infrastruktur energi dengan terus mengembangkan renewable energy di seluruh Tanah Air,” ujarnya.
Dwi menegaskan, melalui PGE, Pertamina menargetkan penambahan kapasitas pembangkitan panas bumi sebesar 1.037 MW pada 2021. Selain ketiga proyek yang diresmikan hari ini, Pertamina juga memaparkan progres proyek-proyek PLTP lainnya yang di ground breaking oleh Presiden pada 5 Juli 2015, antara lain Karaha Unit 1 dengan kapasitas 1×55 MW yang saat ini sudah mencapai 91 persen, atau akan selesai pada Mei 2017.
Sementara itu, tambahnya, kemudian Lumut Balai Unit 1 & 2 berkapasitas 2×55 MW dengan progress proyek mencapai 71 persen. Sementara proyek Hululais 1 berkapasitas 1×55 MW dan Kerinci Unit 1 kapasitas 1×55 MW dimana masing-masing proyek telah berjalan 67 dan 43 persen.
“Proyek-proyek yang diresmikan hari ini total nilainya US $532,07 juta atau setara dengan Rp6,18 triliun dari total Rp26 triliun yang dianggarkan Pertamina untuk proyek yang sedang berjalan sampai dengan 2020,” pungkasnya.