Jakarta, MinergyNews– Pemerintah memastikan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG selama Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, aman tersedia. Kilang-kilang Pertamina tetap berproduksi selama periode Nataru tersebut, sehingga masyarakat tidak perlu merasa khawatir akan ketersediaan BBM dan LPG.
“Pemerintah menjamin ketersediaan BBM dan LPG selama periode Nataru 2021-2022. Masyarakat tidak perlu panik. Tetap tenang karena sudah menjadi tugas Pemerintah memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji di Jakarta, Senin (27/12).
Kilang-kilang PT Pertamina di bawah PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) yang memproduksi BBM dan LPG, lanjut Tutuka, tetap beroperasi seperti biasa selama periode Nataru. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pertamina telah mempersiapkan diri menyambut periode Nataru. Sejauh ini, kegiatan operasional kilang berjalan lancar dan aman.
Sejumlah persiapan yang dilakukan, antara lain memastikan kehandalan operasi kilang, ketersediaan minyak mentah sebagai bahan baku, serta memastikan produk gasoline dan gasoil (Solar) yang dihasilkan dari kilang dapat diterima dengan baik di titik serah Pertamina Patra Niaga.
Saat ini terdapat 6 Refinery Unit (RU) di Indonesia yang berperan mengelola minyak mentah menjadi produk-produk olahan seperti BBM, LPG dan produk petrokimia. Dengan kapasitas pengolahan kilang yang saat ini berada di angka sekitar 1 juta barel per hari, kilang-kilang tersebut merupakan aset penting dalam menjaga ketersediaan BBM dan LPG untuk masyarakat.
“Seluruh pekerja kilang mengemban amanah dan tanggung jawab penuh untuk bersama-sama menjaga keberlangsungan operasional kilang, baik di saat normal, terlebih di masa diperkirakan terjadi kenaikan permintaan masyarakat akan BBM dan LPG seperti saat ini di Natal dan jelang Tahun Baru,” kata Corporate Secretary PT KPI, Ifki Sukarya dalam keterangan tertulis.
Dengan operasional kilang yang berjalan normal, maka pasokan BBM dan LPG yang disalurkan ke Terminal BBM di seluruh Indonesia berada dalam kondisi aman. Pertamina akan menyalurkan produk olahan kilang tersebut dari terminal BBM ke masyarakat yang berada di seluruh daerah.
Sebelumnya dalam kunjungannya ke TBBM Padalarang, Jumat (24/12), Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa
Pemerintah mengantisipasi adanya lonjakan konsumsi BBM dan LPG selama periode Nataru 2021-2022, untuk memastikan kelancaran pasokan dan distribusi energi ke masyarakat, kendati masih terdapat pembatasan kegiatan akibat pandemi Covid-19.
PT Pertamina (Persero) dalam laporannya kepada Menteri ESDM, memproyeksikan terdapat kenaikan konsumsi BBM sebesar 1,9 juta kilo liter pada periode Nataru.
“Kami (Pemerintah) minta ke Pertamina untuk menyiapkan stok BBM di seluruh titik (keramaian) yang butuh BBM dan bagaimana bisa mengurangi antrean (pembelian) panjang,” kata Menteri Arifin.
Ke depannya, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dan BPH Migas diharapkan menyiapkan infrastuktur penyaluran pipa BBM ke titik-titik tertentu, untuk mengantisipasi dan mengurai antrean panjang pembelian BBM.
Dari sisi kebutuhan LPG, rata-rata penyaluran realisasi penyaluran LPG Satgas Nataru 2021 dari PT Pertamina mengalami kenaikan sekitar 1% dari rerata Oktober 2021. Pada periode yang sama, lonjakan cukup signifikan terjadi pada kebutuhan Avtur dimana rata-rata realisasinya meningkat sekitar 22,95% dari rerata Oktober 2021.
Hingga 26 Desember 2021, ketahanan stok LPG sebanyak 17.13 hari, Kerosene 40.6 hari, Avtur 37.7 hari, Bensin RON 88 (Premium) sebanyak 26.2 hari, Bensin RON 90 (Pertalite) sebanyak 7.5 hari dan Bensin RON 92 (Pertamax) mencapai 20.8 hari. Selain itu, Bensin RON 95 ke atas (Pertamax Turbo) sebanyak 52.3 hari, Solar CN 48 mencapai 18.1 hari dan Solar CN 53 (Pertamina Dex) sebanyak 31.5 hari.