Ini Kinerja Tahun 2020 dan Program 2021 Sektor ESDM

Jakarta, MinergyNews– Bertempat di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (7/1), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan pernyataan pers awal tahun, berisikan capaian tahun 2020 dan program kerja tahun 2021 sektor energi dan sumber daya mineral.

Menteri Arifin menuturkan, tahun 2020 ini dari alokasi anggaran Kementerian ESDM sebesar Rp6,2 triliun, realisasinya berhasil mencapai Rp5,8 triliun atau 93,5%. Realiasi tersebut merupakan realisasi terbesar selama 11 tahun terakhir. “Laporan keuangan Kementerian ESDM berhasil mendapat predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK. Sudah terjadi selama 4 tahun berturut-turut,” imbuh Arifin.

Tak hanya itu, Kementerian ESDM berhasil menorehkan berbagai penghargaan lain sepanjang tahun 2020, antara lain Peringkat satu kinerja pelaksanaan anggaran untuk K/L pagu sedang, LHKPN terbaik, Wilayah Bebas Korupsi – Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBK-WBBM), capaian stranas KPK terbaik, BMN Award, geoportal terbaik, BKN Award, green building and energy management for buliding pada ASEAN Energy Award, pengelola medsos terbaik serta penghargaan pengelolaan arsip dengan kategori sangat memuaskan.

Di tengah berbagai kondisi global, investasi sektor ESDM tahun 2020 masih mencatatkan nilai yang signifikan sebesar USD24,4 miliar. Subsektor migas masih memberikan kontribusi investasi terbesar paling besar yaitu USD12,1 miliar. Disusul subsektor ketenagalistrikan sebesar USD7 miliar, minerba USD3,9 miliar dan EBTKE sebesar USD1,4 miliar. Investasi sektor ESDM tahun 2021 ditargetkan mencapai USD36,4 miliar.

Meski di tengah pandemi Covid-19, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM tahun 2020 mencatatkan realisasi (sementara) 120% dari target. Pada APBN-P 2020, PNBP sektor ESDM ditargetkan sebesar Rp90,7 triliun, sementara realisasinya sebesar Rp108,7 triliun. Realiasi PNBP tersebut terdiri dari PNBP Migas sebesar Rp 69,7 triliun (131%), Mineral dan Batubara sebesar Rp 34,6 triliun (110%), EBTKE sebesar Rp 2 triliun (154%) dan penerimaan lainnya sebesar Rp 2,4 triliun (51%). Penerimaan lainnya tersebut terdiri dari iuran badan usaha hilir migas, DMO Migas, penjualan data, jasa sewa, penerimaan BLU, dan lainnya.

Pada kesempatan tersebut Menteri ESDM juga memaparkan capaian dan program masing-masing subsektor sebagai berikut:

Minyak dan Gas Bumi

Hingga akhir 2020, program BBM Satu Harga telah menjangkau 253 lokasi, atau bertambah 83 lembaga penyalur pada 2020. Kementerian ESDM akan menambah 76 lembaga penyalur di tahun 2021 dan ditargetkan terbangun total 500 lembaga penyalur pada 2024. Sementara itu, untuk infrastruktur jaringan gas kota, di 2020 telah terbangun 135.286 Sambungan Rumah (SR) di 23 kabupaten/kota, dan pada tahun 2021 ditargetkan akan ada tambahan sebanyak 120.776 SR.

Di sisi hulu, realisasi Lifting Migas tahun 2020 mencapai 1.682 mboepd atau sebesar 99,1% dari target APBN-P 2020, terdiri dari lifting minyak 707 mbopd atau 100,1% dari target (705 mbopd). Sementara realisasi lifting gas sebesar 975 mboepd atau 98% dari target (992 mboepd). Sedangkan target lifting migas tahun 2021 sesuai APBN ditetapkan sebesar 1.712 mboepd, terdiri atas lifting minyak sebesar 705 mbopd dan lifting gas 1.007 mboepd.

Dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional dan mendukung penyediaan tarif listrik yang kompetitif, terobosan dilakukan melalui penyesuaian harga gas menjadi USD6/MMBTU di plant gate dengan volume sebesar 2.601 BBTUD, dialokasikan untuk Industri Tertentu sebesar 1.205 BBTUD dan Pembangkit PLN sebesar 1.396 BBTUD.

Ketenagalistrikan

Realisasi rasio elektrifikasi tahun 2020 sebesar 99,20% atau meningkat 14,85% dalam 6 tahun terakhir (tahun 2014 sebesar 84,35%). Rasio elektrifikasi ditargetkan mencapai 99,9% pada 2021. Kementerian ESDM juga telah melakukan Public Launching Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) pada tanggal 17 Desember 2020 sebagai implementasi Perpres No. 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program KBLBB untuk transportasi jalan.

Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

Realisasi kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) hingga tahun 2020 mencapai 10.467 MW. Tambahan pembangkit EBT diantaranya dari PLTA Poso sebesar 66 MW, PLTBm Merauke sebesar 3,5 MW, PLTM Sion sebesar 12,1 MW dan PLTS Atap sebesar 13,4 MW. Untuk tahun 2021, ditargetkan kapasitas pembangkit EBT meningkat menjadi 12.009 MW.

Pada tanggal 17 Desember 2020 telah dilakukan Project Kick Off Ceremony PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas sebesar 145 MW yang merupakan PLTS terbesar di ASEAN kerjasama Indonesia dengan Persatuan Emirat Arab.

Program mandatori biodiesel juga terus ditingkatkan. Melalui implementasi B30 sejak Januari 2020, realisasi pemanfaatan biodiesel sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar 8,46 juta Kilo Liter. Capaian tersebut menghasilkan penghematan devisa sebesar Rp38,31 triliun (USD2,66 miliar). Pada tahun 2021, pemanfaatan biodiesel ditargetkan mencapai 9,2 juta KL.

Catatan manis upaya menurunkan CO2 ditorehkan di 2020, dengan penurunan sebesar 64,4 juta ton CO2 atau 111% dari target sebesar 58,0 juta ton. Sedangkan pada tahun 2021 ditargetkan penurunan CO2 sebesar 67 juta ton.

Mineral dan Batubara

Pada tahun 2020, telah berhasil diterbitkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (berlaku efektif 10 Juni 2020). Undang-undang tersebut diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan kegiatan di sektor pertambangan mineral dan batubara dan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan mayarakat sesuai dengan amanat Pasal 33 ayat 3 UUD 1945.

Pada tahun 2020, realisasi pemanfaatan batubara domestik atau DMO mencapai 132 juta ton dari produksi sebesar 558 juta ton. Sedangkan DMO batubara pada tahun 2021 ditargetkan sebesar 137,5 juta ton dari target produksi 550 juta ton. Hilirisasi batubara terus didorong, salah satunya melalui pemanfaatan batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai alternatif energi untuk substitusi LPG.

Mendukung hilirisasi mineral, realisasi jumlah smelter hingga tahun 2020 mencapai 19 smelter. Terdiri dari Nikel 13 smelter, Bauksit 2 smelter, Besi 1 smelter, Tembaga 2 smelter, Mangan 1 smelter. Sedangkan pada tahun 2021 direncanakan akan terdapat 4 tambahan smelter yang akan beroperasi, sehingga jumlah smelter menjadi 23 unit.

Kegeologian

Pada tahun 2020, telah dibangun sebanyak 560 titik sumur bor air tanah, sehingga sampai saat ini sumur bor yang telah dibangun sebanyak 3.408 titik, yang membantu masyarakat di daerah sulit air. Terkait bencana geologi, Kementerian ESDM terus melakukan mitigasi melalui sistem peringatan dini, tanggap darurat, penyelidikan, pemetaan, dan sosialisasi. Selama tahun 2020, tercatat adanya erupsi eksplosif di 9 gunung api; hembusan awan panas di 3 gunung api; dan guguran lava di 6 gunung api. Dilaporkan pula terjadi gerakan tanah sebanyak 2.099 kejadian dimana sekitar 73% terjadi di Pulau Jawa, dengan 6 lokasi mengalami rusak parah.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *