Jakarta, MinergyNews– Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menegaskan, siap mendukung program pemerintah dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagaimana yang menjadi tugas PT Pertamina (Persero) selaku BUMN energi.
Menurut Presiden FSPPB, Arie Gumelar secara teknikal dan infrastruktur, Pertamina mampu untuk melakukan produksi Biodiesel yang berkualitas tinggi hingga memasarkannya kepada konsumen.
“Pada prinsipnya kita siap secara teknikal dan infrastruktur untuk mendukung B30 hingga B100 yang dicanangkan pemerintah,” kata Arie pada diskusi Energi Kita yang diselenggarakan oleh Yayasan Ruang Anak Muda secara Virtual, Sabtu (3/10/2020).
Pada saat yang sama, Aktivis Energi Muda, Khanif Nasuha meminta konsistensi pemerintah dalam mendorong EBT. Pasalnya Khanif menilai program menggalakkan Biodiesel tidak terlepas dari aksi boikot Uni Eropa terhadap CPO nasional.
“Jangan sampai program B30 hingga B100 motifnya hanya untuk menyelamatkan para cukong pengusaha industri kelapa sawit,” tutur Khanif.
Menurut Khanif, harusnya pemerintah memilki visi yang jauh kedepan atas EBT. Ia menyatakan, EBT bukan hanya sebagai energi yang ramah lingkungan, namun EBT merupakan sumber energi yang cukup banyak dimiliki oleh Indonesia.
Sehingga potensi EBT nasional dapat dimanfaatkan secara maksimal hingga mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang notabene sebagian besar didapati dari suplai impor.
“Kalau EBT dimaksimalkan, tentu ada multiplier efek atas ekonomi kerakyatan, terutama di sektor pertanian. Yang tak kalah penting, akan ada pengurangan impor BBM dan Crude Oil,” tutur Khanif.
Karenanya Kanif mendorong sektor EBT dilonggarkan secara regulasi agar potensi yang ada dapat segera dikembangkan untuk mendukung terciptanya kemandirian energi nasional.
“Demi kepentingan jangka panjang, perlu stimulus dari pemerintah agat potensi EBT di setiap daerah dapat dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal,” pungkasnya.