Jakarta, MinergyNews– SKK Migas terus menjaga dan mendorong peningkatan dampak berganda (multiplier effect) proyek hulu migas, termasuk didalamnya keterlibatan SDM lokal, baik saat fase pembangunan maupun saat proyek tersebut sudah operasional. Pada proyek Abadi Masela, SKK Migas dan INPEX mendukung dan memfasilitasi keterlibatan SDM lokal di proyek Abadi Masela, agar masyarakat Maluku merasakan dampak positif keberadaan proyek tersebut. Pada acara penandatanganan nota kesepakatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Usaha dan Jasa antara Pemerintah Provinsi Maluku dan Petrotekno di Jakarta, 4 Agustus 2020, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan Proyek Abadi Masela adalah kesempatan emas bagi masyarakat Maluku untuk terlibat didalamnya baik sebagai tenaga kerja maupun pengusaha lokal yang menjadi mitra INPEX. Untuk itu penyiapan SDM Maluku yang memiliki kompetensi sesuai standar hulu migas harus menjadi perhatian Pemerintah Daerah, agar manfaat langsung keberadaan proyek Abadi Masela dirasakan masyarakat Maluku.
Proyek Abadi Masela dengan nilai investasi yang mencapai US$ 19,8 miliar memiliki tingkat kandungan lokal (TKDN) barang dan jasa sebesar 26 persen, atau US$ 5,15 miliar yang setara dengan sekitaRp 75 triliun. Sebuah angka yang luar biasa dan dapat mendukung peningkatan kapasitas industri nasional, dan secara khusus mendorong dan meningkatkan kapasitas industri daerah, termasuk UMKM di Maluku. Pada masa konstruksi akan menyerap sekitar 30.000 tenaga kerja (langsung dan tidak langsung) dan saat operasional akan menyerap sekitar 4.000 tenaga kerja.
“SKK Migas mendukung implementasi kerjasama antara Pemerintah Provinsi Maluku dengan Petrotekno yang hari ini ditandatanganai. Ini merupakan langkah maju dan implementasi dari upaya peningkatan kompetensi masyarakat Maluku agar siap untuk berkontribusi dan mendapatkan manfaat dari proyek Abadi Masela,” kata Dwi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (4/8).
Upaya meningkatkan kompetensi masyarakat lokal untuk terlibat dalam proyek hulu migas dengan skema seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Maluku dan Petrotekno, sudah pernah dilaksanakan pada proyek hulu migas yang lain, yaitu di Tangguh. SKK Migas melakukan pembinaan dan pengawasan implementasi kerjasama antara BP Tangguh dengan Pemerintah Daerah disana, dan kerjasama tersebut efektif mampu meningkatkan kompetensi SDM masyarakat dan diserapnya tenaga kerja lokal pada proyek BP Tangguh. Keterlibatan tenaga kerja lokal yang memenuhi kualifikasi hulu migas dan ditempatkan pada posisi yang memiliki keahlian tertentu, akan meningkatkan kepercayaan diri masyarakat lokal bahwa jika diberikan kesempatan dan pembinaan yang baik, tenaga kerja lokal dapat bersaing dengan tenaga kerja lainnya.
Dwi menambahkan, selain kemanfaatan proyek Abadi Masela dalam bentuk penyerapan tenaga kerja secara langsung, SKK Migas juga mendorong Pemerintah Daerah agar dapat memanfaatkan momentum emas Abadi Masela untuk meningkatkan kualitas SDM Maluku secara keseluruhan, termasuk dalam bidang pendidikan. SDM adalah sumber daya yang penting untuk mendukung kemajuan pembangunan nasional dan daerah.
“Proyek Abadi Masela adalah proyek laut dalam pertama kalinya di Indonesia. Memperhatikan potensi hulu migas yang sebagian besar berada di kawasan timur Indonesia dan berada di laut dalam, maka penguasaan ilmu dan teknologi pembangunan kilang di laut dalam akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk memonetisasi potensi hulu migas. Bukan mimpi jika dimasa mendatang, SDM Indonesia akan berkiprah dibanyak proyek laut dalam di berbagai belahan dunia jika kita bersama dapat memanfaatkan momentum proyek Abadi Masela untuk meningkatkan daya saing SDM Indonesia,” pungkas Dwi.