Jakarta, MinergyNews– Asosiasi Produsen Listrik Seluruh Indonesia (APLSI) menginginkan pemerintah dapat menggenjot tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam transmisi proyek 35.000 megawatt (MW) yang merupakan salah satu program andalan pemerintah.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Sekretaris Jenderal APLSI, Priamanaya Djan dalam keterangannya di Jakarta.
“Kami berharap pemerintah mendorong TKDN di transmisi 35.000 MW tahun depan. Ini salah satu langka awal mendorong gairah di industri peralatan dan konstruksi listrik nasional,” ujarnya.
Priamanaya menjelaskan, cara tersebut merupakan upaya yang ampuh dalam rangka mendorong gairah industri peralatan listrik nasional yang sedang loyo.
Selain itu, tambahnya, bahwa mendorong TKDN di transmisi saat ini memang cukup realistis sebab teknologi konstruksi baja sudah cukup dikuasai di dalam negeri.
“Kelemahan kita masih di soal turbin dan sedikit di boiler. Jadi, pembangkitnya dari luar tapi kita kejar TKDN di transmisi atau di sutet itu dalam negeri saja,” tuturnya.
Dia mengingatkan bahwa saat ini TKDN di transmisi mencapai lebih dari 60 persen sehingga perlu digenjot lagi secara maksimal sekaligus mendorong industri baja nasional.
Pria mengatakan, dalam proyek 35ribu MW dibutuhkan transmisi sepanjang 46.000 kilometer atau selingkaran planet bumi.
Sejak diluncurkan tahun 2015, pembangunan transmisi menyerap anggaran sebesar Rp200 triliun untuk lima tahun. “Itu termasuk gardu induk, tower, dan konstruksinya,” ungkapnya.
Sedangkan investasi di proyek 35.000 MW sebesar lebih dari Rp 1.100 triliun yang berarti tersedia pasar yang sangat besar, yang dicemaskan Pria hanya diisi dan dimanfaatkan oleh produsen peralatan listrik dari luar negeri.