Solok Selatan, MinergyNews– PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) memastikan bahwa pembangunan proyek PLTP Muara Laboh Unit 2 akan memakan waktu sekitar 30 bulan, dan proyek tersebut akan selesai pada tahun 2027.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Senior Manager Business Relations dan General Affairs PT SEML, Ismoyo Argo saat ditemui usai acara Public Consultation Sosialisasi Pengembangan Proyek PLTP Muara Laboh Unit 2, yang digelar di Gelanggang Olahraga dan Balai Masyarakat, Gelora Energy, Selasa (18/2/2025).
“Setelah mulai pengerjaan tahap dua akan melibatkan masyarakat untuk tenaga kerja dan kami memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk bekerja sesuai dengan kemampuannya,” katanya.
Ismoyo mengatakan, dengan berbekal pengalaman dari unit satu, maka akan ditingkatkan proses perekrutan tenaga kerja bersama kontraktor seperti melalui komite.
Namun, dirinya menegaskan bahwa, dalam setiap kegiatan selalu ada dampak dan Supreme Energy sudah ada mitigasi dan mempersiapkan langkah-langkah untuk meminimalisir.
“Selain dampak, tentu juga ada sisi positifnya salah satunya terhadap pendapatan daerah yang mencapai Rp29,5 miliar per tahun,” tegasnya.
Di kesempatan yang sama, Asisten III Pemkab Solok Selatan Irwanesa dalam sambutannya mengatakan, dengan mulainya proyek PLTP tahap dua oleh Supreme Energy akan berdampak positif pertumbuhan ekonomi.
“Sekarang pemerintah menerapkan efisiensi anggaran dan dengan adanya pembangunan tahap dua PLTP akan berdampak positif pada perekonomian daerah,” kata Irwanesa.
Irwanesa menuturkan, Supreme Energy merupakan kebanggaan Solok Selatan dan semua lapisan masyarakat harus mendukung proyek yang dilaksanakan.
Sebagai informasi, PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) memiliki luas wilayah kerja 22.110 hektare (ha), PT SEML mampu memproduksi listrik yang dijual ke PLN tahap 1 sebesar 86 Mega Watt (MW). Perusahaan pembangkit panas bumi ini menyediakan energi bersih untuk lebih dari 340.000 rumah tangga di Provinsi Sumbar.
Kehadiran PLTP Muara Laboh Unit 2 memberikan kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya. Selain itu, proyek ini juga mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT).
PLTP Muara Laboh menggunakan teknologi flash steam yang memanfaatkan uap panas bumi untuk menghasilkan listrik. Pengembangan PLTP Muara Laboh menghadapi berbagai tantangan, antara lain kondisi geologi yang kompleks dan aksesibilitas yang sulit.