Jakarta, MinergyNews– SKK Migas mentargetkan bisa menanam sebanyak 1,65 juta pohon dalam program penanaman pohon di tahun 2022. Komitmen ini disampaikan oleh Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, pada kegiatan penanaman pohon mangrove di Banyu Urip, Gresik, Jawa Timur, Senin (28/3).
Menurut Dwi, pengelolaan untuk memproduksi sumber daya migas dalam rangka mendukung perekonomian nasional tetap dalam sebuah koridor yang memperhatikan lingkungan dengan menerapkan konsep Triple Bottom Line, yaitu people, planet dan profit. SKK Migas dalam perencanaan strategis Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0 pun telah menjadikan lingkungan sebagai salah satu tujuan dalam mencapai target peningkatan produksi migas tahun 2030 dengan memastikan keberlanjutan lingkungan
“Renstra IOG 4.0, bahkan secara spesifik dalam Program Charter 6B telah memiliki program Low Carbon Initiative yang berisikan antara lain action plan untuk pengelolaan energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, zero flaring, menurunkan emisi kebocoran, penghijauan dan reforestration serta CCS/CCUS. Oleh karena itu, kegiatan penanaman mangrove ini merupakan bagian dari SKK Migas dan industri hulu migas melakukan langkah nyata dalam penghijauan untuk kontribusi terhadap lingkungan berkelanjutan”, jelasnya.
Lebih lanjut, Dwi menyampaikan bahwa target penanaman pohon di tahun 2022 ditetapkan lebih tinggi dan naik 35 persen dibandingkan capaian penanaman pohon tahun 2021, yang sebanyak 1,2 juta pohon. Hal ini merupakan komitmen yang luar biasa industri hulu migas yang memiliki stigma sebagai industri fosil penghasil emisi karbon. Namun seiring paradigma baru untuk lebih mendukung keberlanjutan lingkungan, maka kegiatan penanaman pohon difokuskan sebagai upaya pemulihan lingkungan di sekitar wilayah operasi dan sekaligus menangkap emisi karbon.
“Di masa depan sektor migas tetap akan terus memegang peranan penting untuk mendukung perekonomian nasional, seiring upaya-upaya meningkatkan produksi untuk mencapai target tahun 2030 akan diikuti kegiatan untuk menurunkan atau meng-offset emisi karbon. Karena apa yang kita lakukan hari ini dapat memberikan manfaat dan legacy di masa depan,” ungkapnya.
Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Nurwahidi, menjelaskan bahwa lokasi penanaman mangrove di Banyu Urip ini merupakan daerah binaan Kontraktor kontrak Kerja Sama (KKKS) Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL). Ditargetkan, penanaman pohon di sekitar wilayah operasi SIPL mencapai 50.000 pohon di tahun 2022.
Menurut Nurwahidi, jumlah ini dapat pula menjadi target dari 10 KKKS yang berada di Jawa Timur. Dengan begitu, jika bisa direalisasikan maka ada potensi penanaman 500.000 pohon dari wilayah Jabanusa.
“Jika komitmen yang sama bisa dilakukan di KKKS lain di seluruh Indonesia, maka target 1,65 juta penanaman pohon di tahun 2022 akan bisa direaliasikan,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik, Mokh Najikh, menyampaikan bahwa Kabupaten Gresik sudah mencanangkan kawasan ekosistem esensial, salah satunya di Ujung Pangkah yang berada di kawasan mangrove. Area ini mencakup tiga desa seluas 1,544 ha, yakni Desa Pangkah Utara, Desa Pangkah Barat dan Desa Banyu Urip.
“Saya menyampaikan terima kasih atas dukungan SKK Migas dan SAKA untuk menjaga lingkungan. Apa yang Pak Dwi hari ini lalukan, sekian tahun akan ada hasilnya untuk wisata dan penelitian. Saya menyampaikan pesan ke warga bagaimana dapat membuat tamu nyaman dan berlama-lama, sehingga akan semakin banyak pula manfaat yang diperoleh oleh warga,” ucap Najikh.
Usai melakukan penanaman mangrove, Kepala SKK Migas bersama rombongan dan manajemen SIPL melakukan kunjungan ke area pembibitan mangrove, yang kapasitas pembibitan mencapai 30.000 bibit per tahun. Bibit mangrove tersebut tidak hanya ditanam di area Mangrove Center di Ujung Pangkah, tetapi juga dibeli oleh berbagai perusahaan untuk program penghijauan di daerah-daerah lainnya.