2018, Investasi EBT Naik Jadi Rp32 Triliun

Jakarta, MinergyNews–  Pada tahun 2018 mendatang, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) melonjak menjadi Rp32 triliun atau 81,2 persen dari prognosa realisasi tahun ini yang sebesar Rp17,66 triliun.

Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Rida Mulyana kepada wartawan di Jakarta.

Menurut Rida, nantinya alokasi tersebut diharapkan memaksimalkan pengembangan EBT di masa mendatang.

Dirinya menjelaskan, investasi tersebut berasal dari masifnya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) di tahun depan.

“Tahun depan tinggi mencapai Rp32 triliun karena mulai banyak pembangunan pembangkit,” ujarnya.

Rida mengungkapkan, untuk proyek PLTS sudah ada tawaran dari investor dari Timur Tengah. Mereka berani membangun PLTS terapung dengan harga listrik yang dihasilkan lebih kompetitif.

Dalam hal ini, Kementerian ESDM memberikan apresiasi dan diharapkan segala sesuatunya bisa terlaksana dengan baik. “Untuk PLTS saja, misalkan, kita kedatangan dari Timur Tengah. Mereka ajukan proposal bikin PLTS terapung. Itu mereka berani dengan harga yang kompetitif dibandingkan dengan batu bara,” tuturnya.

Sebelumnya, PT PLN (Persero) juga baru meneken Letter of Intent (LoI) pembangunan tiga pembangkit, yakni PLTB Tanah Laut 70 megawatt (MW) dengan nilai US$ 153 juta serta PLTS Bali 1 di Kubu dan di Jembrana masing-masing berkapasitas 50 MW dan investasi US$ 91,6 juta.

Selain itu, tambahnya, pembangunan  PLTB Sidrap Unit 2 juga tengah dikerjakan. Pembangunan pembangkit ini masih dalam pembahasan dengan PLN terkait jadwal operasinya yang disesuaikan dengan kebutuhan di wilayah Sulawesi Selatan.

Sementara itu, lanjutnya, kontribusi investasi tahun depan disokong oleh pengerjaan proyek PLTP. Direktur Panas bumi Yunus Saifulhak mencatat pengeboran sumur panas bumi tahun depan bakal diproyeksikan mencapai 30 sumur. Satu sumur merogoh dana US$ 7 juta. Jadi dari kegiatan ini bisa menyumbang investasi US$ 210 juta.

Tidak hanya kegiatan pengeboran, Yunus menambahkan, pada 2018 akan ada pembangunan fisik PLTP yakni PLTP Sarulla Unit 3, PLTP Muara Labouh, PLTP Sorik Merapi, PLTP Lumut Balai, dan PLTP Hulu Lais. “Total perkiraan investasi geothermal pada tahun depan mencapai Rp16,33 triliun,” pungkas Yunus.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *