Jakarta, MinergyNews– PT Pertamina (Persero) menargetkan laba bersih tahun 2017 sebesar US$ 3,04 miliar atau setara dengan Rp 40,95 triliun.
Komisaris Utama Pertamina, Tanri Abeng mengatakan, target ini lebih tinggi enam persen dibanding proyeksi laba bersih 2016 sebesar US$ 2,88 miliar.
“Tahun depan (2017) penuh tantangan, Pertamina harus lebih agresif dari yang sudah dicapai pada tahun 2016,” ujarnya seperti dilansir Antara.
Menurut Tanri Abeng, pertumbuhan laba bersih 2017 ditopang peningkatan pendapatan yang mencapai US$ 42,59 miliar, melonjak 15,01 persen dibanding pendapatan 2016 yang diproyeksikan sebesar US$ 37,03 miliar.
Sementara itu, ungkapnya, laba bersih sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (Ebitda) tahun 2017 dipatok sebesar US$ 7,43 miliar, naik sekitar enam persen dari sebelumnya US$ 6,98 miliar.
“Meskipun rasio Ebitda margin tergerus sebesar 8 persen dari 18,9 persen menjadi 17,4 persen,” tuturnya.
Dia menjelaskan, pemerintah juga menyepakati semua rencana kerja yang menantang pada 2017 sehingga bisa lebih baik dari tahun ini.
“Tahun 2016 pencapaian sudah bagus, tetapi pemegang saham memberi aspirasi agar kinerja perusahaan jauh lebih bagus lagi. Hal ini tidak mudah, tapi itulah tantangan bagi Pertamina,” tegasnya.
Dari sisi hulu, Pertamina harus lebih agresif mencari ladang untuk bisa menambah cadangan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. “Kalau di hilir, semua lini harus terus meningkatkan efisiensi,” katanya.
Pada 2017, Pertamina berencana mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 6,67 miliar, turun tipis tiga persen dari capex 2016 sebesar US$ 6,90 miliar.