Jakarta, MinergyNews– PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) melaporkan kenaikan volume produksi minyak dan gas bumi (migas) sebesar 31,5 persen untuk periode yang berakhir 31 Desember 2017. Sepanjang tahun lalu, perusahaan nasional ini juga berhasil menekan biaya per unit (unit cash costs) menjadi US$ 9,1 per barel.
“Kami cukup senang dengan hasil ini yang mencerminkan penguatan kinerja operasi, seiring dengan keberhasilan upaya program efisiensi bisnis yang cukup kompleks, termasuk integrasi dari aset South Natuna Sea,” ujar CEO MedcoEnergi, Roberto Lorato, dalam siaran pers yang diterima Petrominer, Rabu (11/4).
Roberto menjelaskan, produksi migas naik menjadi 86,8 MBOEPD (thousand barrel oil equivalent per day) atau tumbuh sebesar 31,5 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar 66,0 MBOEPD. Dengan rincian, produksi minyak sebesar 35,1 MBOPD (thousand barrel oil per day) dan produksi gas 278.0 MMSCFD (million standard cubic feet per day).
“Kenaikan tersebut didorong oleh kinerja yang kuat dari blok South Natuna Sea yang diakuisisi pada kuartal keempat 2016, serta diikuti dengan kenaikan produksi lapangan Senoro, dan penurunan lebih rendah di lapangan South Sumatra dan Rimau,” paparnya.
Sementara untuk Reserve Replacement Ratio (RRR) tahun 2017, tercatat sekitar 1,3x. Kinerja ini bertahan selama tiga tahun terakhir ini.
Selain itu, jelas Roberto, proyek Blok A di Aceh telah sesuai jadwal dan anggaran dengan commisioning gas yang dicapai pada 25 Maret 2018 lalu. Kapasitas produksi blok migas ini akan meningkat hingga 58 BBTUD (billion British thermal unit per day) selama kuartal kedua 2018.
“Perseroan terus berfokus pada efisiensi biaya per unit tahun 2017 sebesar US$ 9,1 per BOE. Kinerja ini lebih rendah dari komitmen untuk menjaga biaya per unit di bawah US$ 10 per BOE hingga tahun 2020 mendatang,” jelasnya.
Selain di migas, MedcoEnergi berhasil meningkatkan kepemilikannya di Medco Power Indonesia (MPI) dari 49,0 menjadi 88,6 persen pada kuartal keempat tahun 2017. Dengan begitu, perusahaan juga mulai mengkonsolidasikan MPI dalam laporan keuangannya.
Sementara di sektor pertambangan, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) telah menyelesaikan studi kelayakan pembangunan fasilitas smelter dan membayar kembali fasilitas pinjaman akuisisi dan mezzanine. Pada kuartal keempat, AMNT sudah memulai pengembangan fase-7 dari tambang Batu Hijau yang ada dari sumber pembiayaan internal, dan kemudian memperoleh pendanaan lebih lanjut untuk pembangunannya.
“Pada 2017, pengeboran appraisal terhadap aset tambang Elang sedang berlanjut dan ini telah memungkinkan AMNT untuk meningkatkan besaran ekspektasi sumber daya aset tambang Elang,” ujar Roberto.
Laba Bersih
Berdasarkan kinerja operasional tersebut, pendapatan setahun penuh MedcoEnergi naik 56,9 persen menjadi US$ 925,6 juta, dibandingkan tahun 2016. Kinerja ini tertolong oleh kenaikan produksi dan harga komoditas yang membaik.
Harga realisasi rata-rata adalah US$ 51,5 per barel (+21,8% year-on- year) untuk minyak dan US$ 5,5 per MMBTU (+ 25,7% year-on- year) untuk gas. Pendapatan dari MPI turut menyumbang 7 persen dari total pendapatan perusahaan di tahun 2017 setelah dikonsolidasikan pada kuartal keempat.
EBITDA melonjak 62,2 persen year-on- year menjadi US$434,2 juta, dengan peningkatan marjin EBITDA menjadi 46,9 persen (45,4 persen pada tahun 2016). Hutang bersih terhadap EBITDA adalah 3,7x di 2017 tanpa MPI, dan 4,6x termasuk MPI. Meski begitu, keduanya jauh di bawah 6,5x pada tahun 2016, dan merupakan level yang sama dengan level di 2014.
Di sisi laba, MedcoEnergi membukukan laba bersih sebesar US$ 127,1 juta, dibandingkan US$ 184,8 juta pada tahun 2016. Hasil di tahun 2017 mencakup beberapa biaya tidak berulang, termasuk penyesuaian pra-penjualan atas aset yang dimiliki untuk dijual, dan termasuk beban bunga dan pembiayaan AMNT untuk pelunasan hutang akuisisi dan hutang mezzanine (US$ 62,3 juta), pelepasan biaya untuk lindung nilai harga komoditas (US$ 135,7 juta) serta paket terminasi dini untuk karyawan tetap dan kontrak tertentu (US$ 20,4 juta).
Pada kuartal keempat 2017, MedcoEnergi telah menyelesaikan proses “Hak Memesan Tanpa Efek terlebih Dahulu” (HMETD) dengan rasio 1 saham baru untuk tiap 3 saham baru dengan perolehan dana tambahan sekitar US$ 195 juta dengan sekitar US$ 200 juta dana tambahan dari waran yang diharapkan akan dilaksanakan mulai Juli 2018 dan seterusnya.